Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Pandemi

Yayasan Bill Gates Investasikan 120 Juta Dollar Amerika Serikat untuk Obat Covid-19

Foto : AFP/Ludovic MARIN

Bill Gates dan istrinya Melinda Gates

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Yayasan milik pasangan Bill dan Melinda Gates, pada Rabu (20/10), mengumumkan investasi hingga 120 juta dollar AS dalam upaya mempercepat akses negara-negara berpenghasilan rendah ke obat anti-Covid-19.

Obat berupa pil yang disebut molnupiravir ini dikembangkan perusahaan farmasi AS, Merck. "Mengurangi risiko rawat inap hingga setengahnya pada pasien Covid-19, yang meminumnya dalam beberapa hari pertama infeksi, dan bahkan bisa lebih efektif dalam mencegah kematian," kata Merck. Uang dari Gates Foundation akan digunakan untuk mendorong produksi obat generik oleh perusahaan lain, terutama di India, yang telah mendapat lisensi dari Merck.

"Komitmen ini dibangun di atas upaya yayasan, untuk meningkatkan akses ke vaksin, perawatan, dan tes Covid-19 dengan mendukung R&D, pekerjaan regulasi, manufaktur berisiko, dan pengiriman produk," kata yayasan itu dalam sebuah pernyataan, Rabu (20/10).

Masih Berjuang

Obat tersebut, yang sebagai tablet lebih mudah diberikan daripada pilihan pengobatan intravena lainnya yang ada, dapat menawarkan peluang memerangi pandemi penting lain bagi negara-negara yang masih berjuang untuk mengakses cukup vaksin untuk populasi mereka. Badan Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS sedang meninjau obat ini untuk diberikan persetujuan. Merck memperkirakan akan mampu menghasilkan dosis yang cukup untuk membuat 10 juta program pengobatan pada akhir tahun.

Tetapi, risiko peluncuran mengikuti lintasan yang sama dengan vaksin anti-Covid-19, hampir seluruhnya masuk ke negara-negara kaya terlebih dahulu, dengan negara- negara berpenghasilan rendah dibiarkan berebut. "Pasokan global (vaksin) dibeli di negara-negara kaya. Mendapatkan perusahaan lain untuk memproduksi obat generik bisa berarti akan ada lebih banyak dosis yang beredar," kata Presiden Divisi Kesehatan Global di Gates Foundation, Trevor Mundel, kepada AFP. "Beberapa dari mereka mengatakan, 'Kami dapat dengan mudah melakukan 10 juta kursus sebulan jika kami mencapai kapasitas tinggi kami,'" ujarnya.

"Tapi masalahnya adalah mereka mungkin tidak akan melakukan itu sampai mereka melihat apa permintaannya dan siapa yang akan membayar untuk ini. Jadi, itulah yang ingin kami percepat. Kami ingin mereka tidak menunggu untuk memulai produksi," tambah Mundel. Menurutnya, Gates Foundation telah membantu beberapa perusahaan itu memiliki cara untuk membuat obat yang jauh lebih sederhana dan jauh lebih hemat biaya.

"Kami telah memberikan teknologi itu kepada produsen obat generik," kata Mundel. Yayasan ini juga akan mendanai kampanye komunikasi seputar narkoba, agar dikenal dan digunakan secara tepat di negara-negara di mana obat itu akan didistribusikan. Secara terpisah disampaikan vaksin Covid-19 Pfizer Inc/BioNTech SE, 93 persen efektif dalam mencegah kasus rawat inap di antara orang-orang berusia 12 hingga 18 tahun, menurut studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Penelitian itu dilakukan oleh CDC AS antara Juni hingga September 2021 ketika kasus virus korona varian Delta yang sangat menular menjadi yang paling mendominasi.

Namun, data dari 19 rumah sakit anak menunjukkan di antara 179 pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, 97 persen adalah mereka yang tidak divaksin. Hal itu dianggap menunjukkan jaminan kemanjuran vaksin Covid-19 Pfizer Inc/BioNTech. Selain itu, dari sekitar 16 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi cukup parah hingga membutuhkan alat penyokong hidup tidak ada yang divaksin.

Laporan hasil studi CDC itu didasarkan pada uji coba yang dilakukan oleh kedua perusahaan farmasi itu terhadap kelompok dengan rentang usia 12 hingga 18 tahun yang menunjukkan respons kekebalan tinggi terhadap virus korona. Namun, uji coba itu tidak dirancang oleh Pfizer Inc dan BioNTech untuk menunjukkan tingkat kemanjuran vaksin untuk mencegah kasus pasien rawat inap. Vaksin Pfizer/BioNTech diizinkan untuk anak berusia 12 tahun, dan kedua perusahaan itu mengupayakan izin penggunaan vaksinnya untuk anakanak berusia lima tahun.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top