Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Yaici Luncurkan Buku Literasi Gizi

Foto : ISTIMEWA

peluncuran buku

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (Yaici) mengadakan peluncuran dan bedah buku berjudul Masa Depan Anak Indonesia Terganggu Susu Kental Manis. Buku ini berisi informasi akan penting literasi gizi agar masyarakat khususnya orang tua bisa memberi asupan makanan dan pola asuh yang benar.

"Isi buku ini dapat membuka wawasan dan pengetahuan kita semua dan menjadi acuan bagi seluruh pihak, pemerintah sebagai pemangku kebijakan, akademisi serta masyarakat dalam melihat persoalan gizi dan kebiasaan konsumsi susu kental manis oleh anak," ujar Ketua Harian YAICI Arif Hidayat dalam konferensi pers virtual Jumat (25/2).

Berdasarkan penelitian Yaici bekerja sama dengan para pemangku kepentingan, diketahui pemahaman masyarakat mengenai gizi masih sangat mengkhawatirkan. Dari temuan di 5 Provinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku dan NTT didapati angka yang cukup tinggi yaitu sebanyak 28,96 persen masyarakat mengatakan bahwa susu kental manis (SKM) adalah susu pertumbuhan.

Bahkan sebanyak 16,79 persen ibu memberikan kental manis untuk anak setiap hari. Padahal, fakta menyebutkan SKM bukan susu dan tidak dapat mendukung tumbuh kembang dan kesehatan anak.

"Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa kandungan gula SKM sangatlah tinggi yaitu 51 persen hingga 56 persen dengan kandungan lemak SKM berkisar 43 persen hingga 48 persen yang artinya produk SKM ini dapat dikategorikan sebagai bukan susu melainkan pemanis dengan perisa susu," jelas Arif Hidayat.

Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Dra Chairunnisa, M.Kes mengatakan, masyarakat masih mengonsumsi susu kental manis, karena mudah didapat dengan harga terjangkau. "Hal ini ada korelasi dengan penelitian pada buku tersebut," ujar dia.

Peneliti dari PP Aisyiah Dr. Tria Astika EP, S.K.M., M.K.M mengatakan, dampak konsumsi kental manis tidak hanya stunting, namun juga terkait anemia dan kemampuan kognitif. "Saya berharap dengan terbitnya buku ini, akan memberikan informasi, intervensi yang benar," ujar kata dia.

Sementara itu, dokter sekaligus penyair dan penulis buku, dr. Handrawan Nadesul, mengatakan, buku "Masa Depan Anak Indonesia Terganggu Susu Kental Manis," membuktikan betapa masyarakat tidak tahu dan tidak paham tentang gizi. Akibatnya tidak heran masih banyak anak dan balita mengonsumsi susu kental manis.

"Padahal, susu kental manis ini yang mengakibatkan anak tidak cukup gizi, karena proteinnya rendah. Dua tahun pertama adalah usia emas, kecerdasan dan masa depan anak ditentukan oleh dua tahun pertama ini karena itu jangan disia-siakan," ujar dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top