Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan AS-Tiongkok I Menlu AS Dipastikan Akan ke Tiongkok Awal Tahun Depan

Xi dan Harris Serukan Saluran Terbuka Bilateral

Foto : Facebook/US Embassy, Bangkok

Pertemuan Harris-Xi I Wapres AS, Kamala Harris (kiri) saat bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, di sela-sela KTT APEC di Bangkok, Thailand, pada Sabtu (19/11). Pada pertemuan ini, Harris dan Xi membahas agar saluran komunikas bilateral tetap terbuka untuk mengelola persaingan antarnegara secara bertanggung jawab.

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, menyerukan komunikasi terbuka selama pertemuan singkat mereka pada Sabtu (19/11). Pertemuan Presiden Xi dan Wapres Harris itu terjadi selama KTT Kerja Sama Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) di Bangkok, Thailand.

Pertemuan antara Presiden Xi dan Wapres Harris itu terjadi setelah beberapa hari sebelumnya terjadi pembicaraan ekstensif antara Presiden Tiongkok dengan Presiden AS, Joe Biden, di Bali, dimana pertemuan itu bertujuan untuk mengendalikan ketegangan bilateral.

"Berbicara kepada Presiden Xi di sela-sela forum APEC, Wapres Harris memperkuat pesan Presiden Biden bahwa kedua negara harus tetap menjaga jalur komunikasi terbuka untuk mengelola persaingan antarnegara secara bertanggung jawab," kata seorang pejabat Gedung Putih.

Pada Senin (14/11) pekan lalu, Presiden Biden dan Presiden Xi bertemu selama tiga jam di forum KTT G20di Bali dalam pembicaraan tatap muka pertama antara para pemimpin dua ekonomi terbesar dunia sejak mereka masing-masing menjadi presiden.

Media pemerintah Tiongkok mengutip bahwa Presiden Xi mengatakan kepada Wapres Harris bahwa pertemuannya dengan Biden dinilai strategis dan konstruktif, serta memiliki makna penuntun penting bagi hubungan Tiongkok-AS di tahap selanjutnya.

"Diharapkan kedua belah pihak akan lebih meningkatkan saling pengertian, mengurangi kesalahpahaman dan salah penilaian, dan bersama-sama mempromosikan kembalinya hubungan Tiongkok-AS ke jalur yang sehat dan stabil," ucap Presiden Xi.

Sementara itu para pejabat AS dan Tiongkok sama-sama memberikan sambutan positif atas pembaruan diplomasi bilateral itu dengan menghentikan pernyataan bagi memprediksi penyelesaian substantif apapun dari isu-isu yang memisahkan mereka terutama isu Taiwan.

Pada pertemuan di Bali, Presiden Xi dan Presiden Biden setuju bahwa Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, akan mengunjungi Tiongkok awal tahun depan, dan jika terlaksana makakunjungan tersebut akan jadi yang pertama dilakukan oleh seorang diplomat top AS sejak 2018.

Menlu Blinken mengatakan kepada wartawan di Bangkok bahwa kunjungannya nanti akan bertujuan untuk memastikan bahwa persaingan bilateral tidak akan mengarah ke konflik dan memastikan terus terlaksananya kerja sama pada tantangan global seperti perubahan iklim.

Kekang Sekutu

Di sisi lain, langkah agar ada jaminan bagi tetap terbukanya saluran komunikasi bilateral antara AS-Tiongkok dimaksudkan agar AS bisa meminta Tiongkok untuk berbuat lebih banyak untuk mengekang sekutunya yaitu Korea Utara (Korut).

Langkah ini ditempuh Washington DC setelah pada Jumat (18/11) lalu, Pyongyang melakukan uji coba misil balistik yang menurut pejabat AS dan Jepang kemungkinan mampu mencapai daratan AS.

"Tiongkok harus menggunakan pengaruhnya untuk membujuk Korut agar tidak pergi ke arah yang provokatif ini, yang hanya membuat kawasan dan dunia tidak stabil," kata seorang pejabat AS yang turut mendampingi Wapres Harris.

Selain itu dengan menjaga agar saluran komunikasi bilateral tetap terbuka, AS berharap agar Tiongkok juga mau menjaga jarak dari sekutu lainnya yaitu Russia, dengan harapan agar Beijing tetap menolak permintaan untuk mengirim pasokan militer ke Moskwa untuk mendukung perang Russia di Ukraina. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top