Wujudkan Perdamaian, Prancis Serukan Gencatan Senjata di Gaza dan Lebanon
Arsip - Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris, Minggu (10/4/2022).
Foto: ANTARA/Xinhua/Gao JingAnkara - Presiden Prancis Emmanuel Macron membahas situasi regional di Timur Tengah dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani dan Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri.
Dalam panggilan telepon, Macron dan al-Sudani menyampaikan kekhawatiran serius tentang meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, menurut pernyataan dari Istana Elysee pada Sabtu (12/10).
Mereka menegaskan kembali komitmen bersama mereka untuk mencegah konflik regional lebih lanjut.
Macron juga menyampaikan solidaritasdengan warga sipil yang terkena dampak serangan Israel dan menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan Lebanon.
Kedua pemimpin juga berjanji untuk memperkuat hubungan bilateral di semua sektor.
Secara terpisah, Macron melakukan percakapan telepon dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri.
Presiden Prancis itu menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas intensitas serangan Israel terhadap Lebanon dan dampaknya yang "dramatis" terhadap warga sipil. Dia menekankan perlunya gencatan senjata yang mendesak di Lebanon.
Selain itu, Macron menegaskan kembali komitmen Prancis untuk menjaga kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan Lebanon sesuai dengan Resolusi PBB 1701.
Dia mendesak semua partai politik untuk bersatu "pada momen kritis ini" guna memilih seorang presiden yang akan bertindak sebagai "penjamin persatuan nasional."
Dia juga mengingatkan bahwa sebuah konferensi internasional untuk mendukung Lebanon akan diadakan di Paris pada 24 Oktober.
Macron selanjutnya menyatakan kemarahannya atas "penargetan yang tidak adil" terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) dan menegaskan kembali komitmen kuat Prancis terhadap misi tersebut.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangannya di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 42.200 korban, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Meski ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, pasukan Zionis memperluas konflik dengan melancarkan serangan ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 4 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 5 Natal Membangun Persaudaraan