Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Wow! Amerika Serikat akan Beli Sistem Pertahanan Rudal Menengah Hingga Jarak Jauh yang Dikembangkan di Norwegia, Untuk Apa?

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan membeli sistem rudal anti-pesawat NASAMS yang dikembangkan di Norwegia. Adapun sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara jarak menengah hingga jauh itu ditujukan untuk diberikan ke Ukraina dalam menghadapi serangan Rusia.

Hal tersebut diungkapkan seorang yang mengetahui terkait informasi itu. Pengumuman tersebut muncul saat Biden menghadiri pertemuan di KTT G7 di Jerman dan pertemuan tahunan para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Madrid.

Selain itu, sumber tersebut juga mengatakan bantuan AS termasuk lebih banyak amunisi untuk artileri tambahan dan radar kontra-baterai. Ini bertujuan untuk mendukung upaya Ukraina melawan serangan Rusia di wilayah Donbas.

Para pemimpin kekuatan ekonomi G7 akan berkomitmen untuk jangka panjang dalam mendukung Ukraina saat mereka bertemu di Pegunungan Alpen Jerman dan berunding lagi melalui tautan video dengan Zelensky.

Sebagai informasi, AS dan negara-negara NATO terus memasok senjata berat ke Ukraina, seperti berbagai sistem rudal, pesawat tak berawak, dan kendaraan lapis baja. Bantuan tersebut dikirim usai Rusia melancarkan yang disebut "operasi militer khusus" ke Ukraina sejak akhir Februari lalu.

Biden juga telah meluncurkan paket bantuan militer senilai lebih dari USD700 juta ke Ukraina pada awal bulan ini. Adapun bantuan tersebut mencakup peluncur roket ganda HIMARS, rudal anti-tank yang ditembakkan dari bahu Javelin, dan helikopter Mi-17.

Moskow juga menuding Barat telah terlalu ikut campur tangan dengan terus membanjiri Ukraina dengan senjata. Pasokan senjata tersebut di Ukraina dinilai oleh Moskow sebagai target yang sah.

Sementara itu, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera melakukan gencatan senjata. Ini disampaikan Jokowi saat memberikan keterangan pers kunjungan kerja ke luar negeri dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman sejak 26-28 Juni.

"Saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang," kata Jokowi, dikutip Senin (27/6).

Jokowi akan bertolak ke Rusia setelah hadir dalam KTT G7 di Jerman. Sebelum itu, Jokowi terlebih dahulu berangkat ke Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Pertemuan Jokowi dengan Zelensky juga akan membahas misi perdamaian yang sama. Ia menilai kedua pemimpin untuk segera membuka ruang dialog agar perang segera berhenti.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top