Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Covid-19

WHO Kritik Lambatnya Program Vaksinasi di Eropa

Foto : CRISTINA QUICLER/AFP

SUNTIKKAN VAKSIN I Petugas kesehatan menyuntikan vaksin AstraZeneca di area Nuevo Colombino stadium, Huelva, Spanyol, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik sangat lambatnya program vaksinasi virus korona di Eropa.

Direktur WHO untuk Kawasan Eropa, Hans Kluge, mengkhawatirkan infeksi Covid-19 itu kembali melonjak di kawasan tersebut.

"Vaksin memberikan jalan terbaik saat ini bagi kita untuk keluar dari pandemi ini. Tapi, program vaksinasi ini sangat lambat dan memperpanjang pandemi Covid-19," kata Kluge melalui pernyataan, Kamis (1/4) waktu setempat.

"Kita harus mempercepat proses vaksinasi dengan meningkatkan produksi, mengurangi hambatan dalam pemberian vaksin, dan menggunakan setiap dosis vaksin yang kita miliki sekarang," paparnya menambahkan.

WHO menganggap kondisi pandemi korona di Eropa lebih mengkhawatirkan daripada yang kita lihat dalam beberapa bulan terakhir.

Kluge mengatakan, lima minggu lalu, jumlah kasus korona baru di Eropa dalam sepekan turun menjadi di bawah satu juta. Namun, pada pekan lalu terdapat peningkatan penularan Covid-19 di sebagian besar negara Eropa dengan total 1,6 juta kasus baru.

"Jumlah total kematian di Eropa dengan cepat mendekati satu juta dan jumlah total kasus akan melampaui 45 juta," kata Kluge.

Direktorat kawasan Eropa WHO mencakup 53 negara dan teritori, termasuk Russia dan beberapa negara Asia Tengah.

WHO memperingatkan bahwa penyebaran virus yang cepat dapat meningkatkan risiko varian baru yang dikhawatirkan terus berkembang.

"Jadi membatasi penularan melalui tindakan pengendalian penyakit dasar sangat penting," kata Dorit Nitzan, Direktur Darurat Regional WHO Eropa, dalam pernyataan itu.

Pembekuan Darah

Sementara itu, regulator Inggris mengatakan mereka telah mengidentifikasi 30 kasus pembekuan darah langka setelah penggunaan vaksin AstraZeneca. Jumlah kasus ini lebih banyak 25 kasus dari yang dilaporkan sebelumnya.

Pejabat kesehatan Inggris mengatakan mereka masih percaya bahwa manfaat vaksin dalam pencegahan Covid-19 jauh lebih besar daripada kemungkinan risiko pembekuan darah.

Seperti diketahui, sejumlah negara membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca, sementara yang lain telah melanjutkan program inokulasi.

Pada 18 Maret lalu, regulator obat-obatan Inggris mengatakan ada lima kasus pembekuan darah otak yang langka di antara 11 juta suntikan yang diberikan.

Pada hari Kamis (1/4), terhitung 22 laporan trombosis sinus vena serebral, penyakit pembekuan otak yang sangat langka, dan delapan laporan peristiwa pembekuan lainnya yang terkait dengan trombosit darah rendah dari total 18,1 juta dosis AstraZeneca yang diberikan.

n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top