Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai Termuan Ini, Migrant Care Jember Paparkan Adanya Pekerja Migran yang Terpapar Radikalisme

Foto : ANTARA/Zumrotun Solichah

Project Officier Migrant Care Jember Bambang Teguh Karyanto saat memberikan paparan terkait kondisi terkini pekerja migran Indonesia dalam diskusi yang digelar di salah satu hotel di Jember, Selasa (12/12/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Jember - Waspadai temuan ini, Project Officier Migrant Care Jember Bambang Teguh Karyanto memaparkan tentang adanya pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Jember, Jawa Timur yang terpapar radikalisme.

"Jumlah pekerja migran yang terpapar radikalisme secara nasional cukup banyak berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan di Jember juga ada," katanya dalam kegiatan diskusi memperingati Hari Migran Internasional di Jember, Selasa.

Menurutnya beberapa tahun lalu banyak pekerja migran Indonesia yang sengaja dijadikan kurir narkoba, kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO), scaming, serta judi daring atauonline, kemudian terakhir pihaknya memantau ada yang terpapar paham ekstremisme atau radikalisme.

"Penyebab pekerja migran itu mudah terpapar karena minimnya informasi yang didapat dan sering kali mereka bekerja di rumah tangga yang akses dan mobilitasnya terbatas," tuturnya.

Ia menjelaskan pembelajaran agama yang paling mudah didapat pekerja migran melalui media sosial dan seringkali media-media sosial yang mereka pakai itu mengajarkan ujaran kebencian yang tidak terkonfirmasi, sehingga tidak sadar mereka terpapar radikalisme.

"Selain itu belum adanya edukasi yang diberikan pada calon pekerja migran tentang radikalisme yang spesifik, sehingga mereka tidak mampu mengidentifikasi tindakan yang mengarah pada radikalisme," katanya.

Bambang mengatakan persoalan keterpaparan radikalisme sebenarnya bisa menimpa siapa saja dengan latar belakang apapun dan pihaknya menemukan indikasi terpaparnya pekerja migran asal Jember, namun sedang dalam proses pendalaman informasi.

"Melalui kegiatan rembuk dengan melibatkan pentahelix diharapkan bisa mencari solusi bersama untuk menjawab persoalan pekerja migran yang selama ini terjadi, termasuk mencegah terpaparnya radikalisme," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja Suprihandoko mengatakan pihaknya akan membuat sebuah payung hukum berupa rancangan peraturan daerah (Raperda) untuk memberikan pelindungan pekerja migran Indonesia sejak berangkat, bekerja, dan setelah bekerja di negara tujuan.

"Semoga dengan raperda yang akan kami usulkan maka persoalan-persoalan yang dialami pekerja migran bisa terselesaikan dengan perspektif berpihak kepada pekerja migran," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top