Waspadai Risiko Inflasi Pangan
Inflasi inti masih melanjutkan tren penurunan menjadi 2,43 persen yoy dari 2,58 persen pada Juni lalu. Hal itu disebabkan oleh perlambatan kenaikan harga pada hampir seluruh kelompok barang dan jasa. Lebih lanjut, inflasi harga diatur pemerintah atau administered price terus berada dalam tren penurunan mencapai 8,42 persen (yoy) dari Juni lalu sebesar 9,21 persen. Hal itu mencerminkan pengelolaan harga energi domestik yang baik di tengah fluktuasi harga minyak mentah dunia.
Dari sisi pangan, inflasi harga bergejolak (volatile food) mengalami deflasi sebesar 0,03 persen (yoy), menurun dari inflasi pada Juni 2023 sebesar 1,20 persen. Deflasi ini dipengaruhi oleh terkendalinya harga aneka cabai dan bawang merah karena stok yang melimpah.
Jaga Stabilitas
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, mengatakan terkendalinya harga pangan didukung dengan kolaborasi kebijakan pengendalian inflasi nasional yang makin efektif. Meskipun demikian, potensi dampak El Nino perlu terus diwaspadai seiring dengan curah hujan yang mulai berkurang yang dapat memengaruhi produktivitas pertanian.
"Pemerintah terus berkomitmen untuk mengendalikan inflasi secara nasional. Berbagai kebijakan melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dilakukan secara konsisten guna menjaga stabilitas harga pangan," tegasnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya