Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai "Profit Taking"

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penguatan rupiah terhadap dollar AS kemarin diperkirakan bersifat terbatas sehingga berpotensi kembali melemah dalam perdagangan, hari ini (6/4). Tekanan rupiah diprediksi berasal dari protensi aksi profit taking jelang rilis notulen rapat dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed bulan lalu.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan rupiah masih tertekan karena posisi indeks dollar AS masih cukup tinggi karena kebijakan The Fed yang dinilai tetap agresif tahun ini. Nanang memprediksikan kurs rupiah dalam transaksi antarbank, Rabu (6/4), berada di kisaran 14.320-14.380 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (5/4), sore menguat 7 poin atau 0,05 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.348 rupiah per dollar AS.

Baca Juga :
Rupiah Masih Melemah

"Kelihatannya penguatan rupiah ini seiring dengan penguatan IHSG. Pelaku pasar kelihatannya cukup optimis dengan perekonomian Indonesia, apalagi dengan pelonggaran aktivitas ekonomi yang sekarang diberlakukan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta.

Di sisi lain, lanjut Ariston, masih ada sentimen yang menekan rupiah, seperti perang Russia-Ukraina yang memicu inflasi dan ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif.

Pelaku pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan bank sentral Mei mendatang.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top