Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai, Penyakit Jantung Bawaan Tidak Selalu Muncul Tanda Biru

Foto : Istimewa.

Ilustrasi-Pemeriksaan jantung.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan penyakit yang banyak terjadi pada anak-anak. Penyakit ini berupa kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang didapat sejak anak masih berada di dalam kandungan.

Kelainan ini dapat terjadi pada dinding jantung, katup jantung, maupun pembuluh darah yang ada di dekat jantung. Akibatnya, dapat terjadi gangguan aliran darah di dalam tubuh pasien,misalnya terjadi sumbatan aliran darah, atau darah mengalir ke jalur yang tidak semestinya.

"Gejala penyakit jantung bawaan dibagi menjadi dua yaitu sianotik (menunjukkan tanda kebiruan) dan asianotik (tidak menunjukkan tanda kebiruan)," ujar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah. kata dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), FIHA , dalam konferensi pers virtual berjudul Deteksi Dini Sebagai Upaya Preventif PJB pada Anak, Rabu (28/9).

Pada anak dengan penyakit jantung sianotik, biasanya saat menangis tanda kebiruan akan muncul pada bibir, lidah, dan kuku. Sebaliknya, pada penyakit jantung bawaan asianotik, tidak ada gejala yang muncul, sehingga seringkali tidak disadari dan tidak terdiagnosis oleh dokter.

"Namun, gejala PJB asianotik dapat diamati ialah mudah lelah saat beraktivitas, pucat, detak jantung yang cepat. Penderitanya bisanya mengalami keterlambatan pada pertumbuhan serta perkembangan," terang Radityo.

PJB bawaan dapat dideteksi sejak dini, bahkan sejak masih dalam kandungan. Namun yang lebih penting dari sekedar deteksi adalah pencegahan. Langkah yang diambil adalah menjalani pemeriksaan sebelum kehamilan dan selama kehamilan.

Ia menegaskan, penyakit jantung bawaan yang tidak terdeteksi dan tidak terobati sampai dewasa berisiko menyebabkan gagal jantung dini hingga kematian. Oleh karena sulit diprediksi dan memiliki risiko tinggi maka penting untuk melakukan deteksi dini penyakit jantung bawaan pada bayi yang baru lahir.

Angka Penderita Tinggi

Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin, memaparkan angka kejadian PJB di Indonesia adalah 8 untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta, dan angka kelahiran 2 pesen, maka jumlah penderita PJB di Indonesia bertambah 32.000 bayi setiap tahun.

Bahkan, data 2021 berjudul The Global, Regional, and National Burden of Congenital Heart Disease (1990-2017) menyatakan sebanyak 80.928 bayi yang lahir dengan PJB setiap tahunnya di Indonesia. Kendala utama dalam menangani anak dengan PJB adalah tingginya biaya pemeriksaan dan operasi.

"Awal berdirinya Yayasan Jantung Indonesia (YJI) adalah dari satu kasus penyakit jantung bawaan yang terjadi pada tahun 1974 dari seorang anak yang berasal dari keluarga pra sejahtera dimana merupakan cikal bakal terbentuknya YJI," ujar Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin.

Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada satu tahun pertama kehidupan yang disebabkan. Faktor penyebabnya diantaranya adalah faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, ibu yang memiliki penyakit diabetes atau infeksi rubella saat kehamilan juga mempunyai peran yang besar dalam penyakit jantung bawaan. Meski demikian, banyak kasus penyakit jantung bawaan terjadi tanpa penyakit yang mendasari.

Untuk mengatasi terjadinya PJB, YJI melakukan edukasi akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah melalui program-program seperti promotif berupa kegiatan penyuluhan melalui berbagai media, dan kegiatan preventif melalui Klub Jantung Sehat. Sedangkan kegiatan kuratif atau rehabilitatif yaitu bantuan intervensi, rehabilitasi, serta deteksi dini pada anak-anak dengan penyakit jantung bawaan dari keluarga pra sejahtera.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (P2PTM Kemenkes RI), dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes mengatakan penting bagi bagi masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat serta membiasakan deteksi dini untuk mencegah atau mengantisipasi penyakit jantung bawaan.

"Untuk meminimalkan terjadinya PJB perempuan-perempuan yang sedang merencanakan kehamilan perlu pemeriksaan kesehatan secara rutin, hindari asap rokok, rajin melakukan aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, serta Kelola stress dan lakukan Cerdik, akronim dari pencegahan penyakit tidak menular dan PJB termasuk salah satunya," terang dia.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top