Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fluktuasi Harga - Harga Cabai di Pasaran Terus Naik

Waspadai Inflasi Pangan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah dinilai lamban menyelesaikan masalah gejolak bahan pangan pokok, terutama minyak goreng. Bahkan, bahan pangan pokok, tak hanya minyak goreng, rentan kembali bergejolak ke depan, terlebih memasuki periode Ramadan dan Lebaran.

Ekonom Indef, Agus Herta Sumarto, meminta pemerintah menindak tegas pelaku usaha yang memicu kelangkaan minyak goreng. "Kan sudah ada aturannya, tinggal dilaksanakan saja. Kemarin ada kasus di Sumatera. Jangan menunggu lagi, lakukan tindakan tegas," tegasnya dalam diskusi terkait minyak goreng di Jakarta, Selasa (8/3).

Dia mengatakan apabila kasus minyak goreng ini tak kunjung selesai, beban masyarakat akan semakin berat, terlebih lagi selama Ramadan dan Lebaran. Saat ini, harga daging dan cabai sudah naik. Dikhawatirkan kenaikan harga tersebut akan merembet ke jenis pangan lainnya.

"Otomatis besok ini harga-harga akan naik. Karena itu, secepatnya selesaikan kasus minyak goreng ini. Jangan lama-lama," ujar Agus.

Mengutip http://infopangan.jakarta.go.id, harga cabai terus naik. Setelah naik sehari sebelumnya, harga cabai merah keriting, Selasa (8/3), kembali naik 702 rupiah per kilogram (kg) menjadi 52.085 rupiah per kg. Cabai merah besar juga naik 400 rupiah per kg menjadi 54.400 rupiah per kg. Lalu, cabai rawit merah bahkan naik 1.425 rupiah per kg menjadi 78.617 rupiah per kg serta cabai rawit hijau naik 914 rupiah per kg menjadi 46.127 rupiah per kg.

Anggota Komisi VI, Andre Rosiadi, berharap pemerintah secepatnya melakukan rapat gabungan melibatkan kementerian kementerian terkait. Kemudian, pemerintah segera memanggil pengusaha terkait, baik pengusaha minyak sawit mentah (CPO) maupun minyak goreng.

"Panggil mereka, pengusaha crude palm oil (CPO) kalau tidak ada alokasi untuk pabrik minyak goreng dalam negeri maka cabut hak guna usaha (HGU-nya). Begitu juga pabrik minyak goreng kalau tidak ada alokasi untuk domestik maka cabut izin ekspornya," tegas Andre.

Dia mengatakan, tahun ini masalah harga pangan sulit dikendalikan, padahal belum memasuki periode Ramadan-Lebaran. "Apalagi kalau masuki Ramadan dan Lebaran, pasti harga-harga akan naik," ucap Andre.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan saat ini pasokan minyak goreng sudah tak lagi langka. Masalah saat ini ialah sulitnya masyarakat mendapatkan minyak goreng yang sesuai harga eceran.

"Jadi, minyak goreng sudah tak lagi langka. Sudah tersedia, hanya masalahnya sekarang minyak goreng yang dicari masyarakat itu gak ada,"ucap Oke.

Pasokan Aman

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan dari data yang terpantau melalui layanan Agriculture War Room (AWR) di lapangan tak ada masalah pasokan.

"Data dan validasi sudah kita lakukan bahwa Ramadan kali ini kebutuhan pangan kita dalan kondisi cukup. Terkait beberapa harga komoditas yang naik karena ada gejolak harga dunia yang juga lagi naik, tetapi bukan berarti ketersediaan kurang, semua saya pastikan cukup," tutur Syahrul.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top