Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Kebutuhan Pokok I Pelaku Akan Berhubungan dengan Aparat Hukum

Waspadai Beras Premium Oplosan

Foto : Istimewa

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masyarakat diminta berhati-hati dalam membeli beras premium sebab sekarang diduga beredar beras premium oplosan. Menurut Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo, Sabtu (4/2), ada dugaan oknum pedagang mengoplos beras Bulog dengan beras lainnya dan dimasukkan dalam kemasan premium.

"Waktu kami melakukan inspeksi bersama Bulog, ada temuan oknum pedagang yang diduga mencampur beras Bulog dengan beras lain dan dijual premium. Kami sudah menindaklanjuti bersama Satgas Pangan untuk diproses," kata Pamrihadi. Lebih jauh, Pamrihadi memastikan pedagang tersebut tidak membeli beras dari PT Food Station Tjipinang Jaya.

Saat ini, temuan tersebut sedang diperiksa kembali oleh satgas pangan dan aparat hukum. Jika nanti terbukti mengoplos, pedagang tersebut akan dikeluarkan dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). "Untuk hukuman menjadi kewenangan aparat penegak hukum. Tapi kalau terbukti tindak pidana maka sewa gudang akan kami hentikan," kata Pamrihadi.

Hanya Satu

Dari sejumlah pedagang yang menyewa gudang di PIBC, kata Pamrihadi, hanya satu pedagang yang ketahuan mencampur beras Bulog. Namun, jelasnya, Satgas Pangan akan memastikan kembali beras yang dicampur milik Bulog atau bukan.

Pedagang yang mengoplos tidak membeli beras di Food Station. Kalau melalui Food Station, ada mekanismenya. Pedagang wajib membuat surat pernyataan untuk tidak menjual di atas 8.900, juga tidak mencampur atau mengoplos dan tidak menyalahgunakan penyaluran beras bulog.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, melakukan sidak ke gudang milik PT Food Station Tjipinang Jaya di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (3/2). Hasilnya, dia mendapati karung beras impor ukuran 50 kilogram dan tumpukan karung beras merek lokal ukuran kecil dalam keadaan kosong di dua gudang.

Budi menduga karung beras untuk operasi pasar yang merupakan beras premium oleh pemerintah dijual dengan harga medium. Sementara itu, beras yang dipindahkan ke karung beras lokal lalu dijual seharga beras premium. "Ini beli dari saya 8.300, dipindahkan ke situ lalu dijual 12 ribu. Dijual 12 ribu karena dianggap ini produksi dalam negeri," kata Budi.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengingatkan para pedagang tidak menjual beras Bulog oplosan karena akan berhadapan dengan Satgas Pangan. "Tidak boleh mengoplos beras. Nanti kena Satgas. Jangan main-mainh," kata Zulkifli.

Dalam kunjungan pasar di daerah, Zulkifli berbincang-bincang dengan sejumlah pedagang dan menemukan beras Bulog kemasan 5 kilogram dijual seharga 47 ribu. Dia menjelaskan beras Bulog 8.300 perkilogram, lalu dijual 9.400. Menurut dia, beras Bulog bisa dioplos karena kualitasnya bagus.

Mengenai kenaikan harga beras, dia mengatakan pemerintah telah berupaya membanjiri pasar dengan beras Bulog. "Ini baru datang lagi 300 ribu ton yang didistribusikan ke pasar-pasar," kata Zulkifli.

Sedangkan harga beras premium berbagai merek bervariasi, ada yang per kilogram 10 ribu, ada yang 12 ribu dan di atasnya. "Kalau mau yang premium, pilihannya banyak," ucapnya. Harga beras di Jakarta, terendah (Cibubur) 9.000, tengah 10.500, dan tertinggi (Gondangdia) 13.000 per kilogram.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top