Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana - Warga Diminta Kurangi Dahan pada Pohon Besar

Waspadai Banjir dan Tanah Longsor

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Akibat perubahan pola cuaca di Tanah Air, masyarakat diminta mewaspadai potensi peningkatan hujan yang bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor.

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi peningkatan hujan di sebagian wilayah Indonesia, yang bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Hal itu perlu diantisipasi karena dengan berakhirnya Badai Tropis Mangkhut beberapa hari lalu menyebabkan perubahan pola cuaca.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, puting beliung, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R Prabowo, di Jakarta, Kamis (20/9).

Hujan akan terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air. Beberapa daerah tersebut, tambah Mulyono, di antaranya Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Papua.

"Sedangkan potensi gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter, diperkirakan dapat terjadi di Perairan Barat Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano - Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Aceh hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumbawa, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Samudera Hindia Selatan Jawa hingga NTB," kata Mulyono.

Potensi peningkatan hujan ditandai melemahnya aktivitas aliran massa udara kering dari Australia dan menjauh dari wilayah Indonesia. Menurut Mulyono, kondisi dinamis atmosfer dapat meningkatkan potensi hujan lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia dalam periode tiga hari ke depan, mulai 20 September 2018

Menurut Mulyono, akan teradi pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Hal itu terjadi karena adanya pola sirkulasi siklonik di sekitar Laut Cina Selatan, peningkatan kelembaban udara yang basah di lapisan atmosfer pada ketinggian sekitar 1500 dan 3000 meter serta belokan arah angin dan perlambatan kecepatan angin pada lapisan atmosfer bagian bawah (sekitar 1000 meter).

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui, call center 021-6546315/18 atau http://www.bmkg.go.id, dan follow @infobmkg.

Manfaatkan Teknologi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Prasetyo Budi Widodo mengatakan pihaknya berupaya mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana pada pancaroba dari musim kemarau ke hujan. "Kami memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan terkait dengan kewaspadaan terhadap bencana," katanya.

Prasetyo mengatakan hal itu disebabkan saat sekarang telah memasuki pancaroba sehingga berpeluang terjadi puting beliung. Diimbau warga untuk mengurangi dahan pada pohon berukuran besar yang tumbuh di sekitar rumah agar tidak tumbang saat terjadi angin kencang.

Selain itu, kata Prasetyo, warga yang bermukim di wilayah bertebing atau perbukitan diimbau segera menutup retakan-retakan tanah yang muncul akibat kemarau agar tidak longsor ketika terjadi hujan. Apalagi BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait dengan potensi hujan lebat pada tanggal 20-22 September 2018.

Baca Juga :
Latihan TNI AL

BPBD Kabupaten Banyumas telah menyebarkan informasi dari BMKG tersebut kepada masyarakat melalui forum camat, forum pimpinan, dan pihak-pihak lainnya. Disinggung mengenai bencana kekeringan akibat musim kemarau 2018, Prasetyo mengatakan pihaknya hingga Rabu (19/9) telah menyalurkan bantuan air bersih 760 tangki untuk warga di 31 desa yang tersebar di 10 kecamatan.

eko/SM/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top