Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencegahan Penyakit

Waspadai Bakteri Antraks pada Hewan Kurban

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat tetap mewaspadai kemungkinan masih adanya bakteri antraks pada hewan kurban terutama didaerah endemik, seperti Purwakarta dan Bogor.

"Kasus terakhir ditemukan pada burung unta di Purwakarta, tahun 2008. Sudah cukup lama tetapi kewaspadaan tetap ditingkatkan menjelang momen kurban," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, Koesmayadi Tatang, di Gedung Sate, dalam acara Jabar Punya Informasi (JAPRI), Kamis (1/8).

Ia mengatakan bakteri antrak masih bisa bertahan di tanah selama 40 tahun, sehingga belum sepenuhnya atau 100 persen, bebas dari ancaman penyakit mematikan bagi hewan ternak itu. Khusus untuk daerah endemik, kegiatan vaksinasi anti antraks masih rutin dilakukan, untuk berjaga-jaga.

Ketua Persatuan Dokter Hewan Jawa Barat, Pranyata, menambahkan selain antraks, penyakit yang biasa ditemukan pada hewan kurban adalah cacing hati. Ia menyarankan jika ada temuan maka lebih baik dibuang.

"Kami mengerahkan sebanyak 370 dokter untuk melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem. Memang jumlahnya kurang, tapi kami berusaha melakukan pemeriksaan didaerah yang padat hewan kurbannya," kata dia.

Jawa Barat sendiri menyiapkan sebanyak 250 ribu hewan kurban jenis domba, kambing dan sapi pada tahun ini. Menurut Koesmayadi, pada tahun lalu jumlah yang disiapkan sama saja, namun hanya dibeli masyarakat sebanyak 240 ribu hewan kurban.

"Tahun ini sama saja, mungkin ada kenaikan tapi kamis iap menambah jika kurang," kata dia.

Tatang mengatakan untuk jenis kambing dan domba, masih dapat disiapkan oleh peternak lokal, sementara untuk jenis sapi harus mendatangkan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Untuk setiap hewan yang akan masuk ke Jawa Barat wajib melalui titik point pemeriksaan.

Di Jawa Barat sendiri ada tiga titik pemeriksaan yakni Gunung Sindur, Losari dan Banjar. Namun dengan adanya jalan tol, pemeriksaan secara mobile juga dilakukan.

"Sekarang banyak yang lewat tol, kita setop kita periksa surat-suratnya. Kalau tidak bisa menujukan surat pengiriman dan kesehatan maka akan kita suruh putar balik. Kalau memaksa , akan ditilang. Kita kerja sama dengan polisi untuk pengawasan hewan masuk ke Jabar," jelasnya.

Gunakan Besek

Sementara itu, Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Barat, Pranyata Tangguh Waskita, mengatakan panitia penyaluran daging kurban bisa menjadikan besek sebagai pilihan wadah daging kurban pengganti kantong plastik. Sebab selain lebih ramah lingkungan, besek terbuat dari bambu yang punya kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri.

"Tumbuhan itu masing-masing memiliki manfaat, dan bambu ini bisa sebagai antibiotik. Dari hasil analisa strukturnya memang bisa menghambat bakteri," kata dia.tgh/E-3

Komentar

Komentar
()

Top