Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Gejala Terkena Virus Korona Antara Lain Batuk Bersin

Waspadai Angka Kematian Covid-19 yang Meningkat

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Angka kematian akibat Covid-19 yang mengalami tren peningkatan perlu disikapi dengan menerapkan protokol kesehatan serta vaksinasi dosis penguat. Angka kematian yang cukup tinggi adalah alasan agar warga masih harus berhati-hati dan tetap pakai masker.

"Kita juga tidak tahu kapan akan terinfeksi Covid-19, jangan jemawa (congkak)," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (11/8).

Pada Rabu (10/8), secara nasional penambahan kasus aktif Covid-19 sebanyak 1.002 orang, sehingga total kasus aktif 52.043 orang. Pasien yang meninggal pada hari itu tercatat 18 jiwa, sehingga total kematian menjadi 157.149 jiwa. Adapun angka kesembuhan bertambah 4.906 orang.

Seperti dikutip dari Antara, Zubairi mengatakan beberapa gejala Covid-19 yang muncul di antaranya pegal linu, batuk bersin, suara serak. Jika mengalami hal tersebut, perlu konsultasi kepada dokter. Prinsipnya, kalau demam lebih sehari apalagi tiga hari, pergi ke dokter untuk pastikan penyebab demamnya apa.

Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu sudah mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat bahwa Covid-19 masih ada. Penggunaan masker di dalam dan luar ruangan menjadi wajib di tengah kondisi penularan kembali naik dan munculnya varian baru.

"Saya juga ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa Covid-19 masih ada. Oleh sebab itu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, memakai masker adalah masih sebuah keharusan," katanya.

Presiden meminta masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi dosis satu, dua, dan booster karena sangat penting meningkatkan kekebalan imunitas hingga dua kali lipat. Vaksinasi booster juga bisa melindungi orang tua dan masyarakat yang memiliki komorbid.

Hasil Serologi Survei

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono dalam konferensi pers Serosurvei Nasional Ketiga hari ini mengatakan proporsi masyarakat Indonesia yang memiliki kadar antibodi terhadap SARS-CoV-2 meningkat menjadi 98,5 persen berdasarkan hasil serologi survei (serosurvei) pada Juli 2022.

Dalam tiga tahapan serosurvei yang bergulir Desember 2021, Maret 2022, dan Juli 2022, diperoleh laporan median kadar antibodi masyarakat meningkat dari 444 unit per mm, jadi 2.097 unit per mm.

Menurut Pandu, jumlah antibodi itu cukup untuk menekan risiko keparahan akibat infeksi Covid-19, bahkan menghindari risiko kematian. Ia mengatakan kadar antibodi tertinggi berdasarkan kelompok umur dialami masyarakat usia 60 tahun ke atas.

"Di atas 18 tahun juga mulai meninggi karena kelompok 18 tahun ke atas sudah ada program vaksin booster sejak Januari 2022. Sehingga pas Juli terjadi peningkatan," katanya.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan laju kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia meningkat 5.532 kasus, dengan penyumbang terbanyak secara nasional berasal dari DKI Jakarta.

Laporan Satgas Penanganan Covid-19 di Jakarta, Kamis (11/8), menyebutkan akumulasi kasus konfirmasi positif sejak pandemi terjadi di Indonesia pada Maret 2020 berjumlah 6.267.137 kasus.

Provinsi yang menyumbang laju kasus konfirmasi terbanyak di tingkat nasional adalah DKI Jakarta sebanyak 2.218 kasus, Jawa Barat 1.296 kasus, Banten 695 kasus, Jawa Timur 466 kasus, dan Bali 142 kasus.

Pada kasus aktif, dilaporkan meningkat 685 kasus sehingga total menjadi 52.729 kasus. Jumlah orang yang sembuh dari Covid-19 juga mengalami penambahan sebanyak 4.824 orang sehingga total kesembuhan secara nasional menjadi 6.057.237 orang.

Angka kesembuhan terbanyak secara nasional disumbang oleh DKI Jakarta sebanyak 2.381 orang, Jawa Barat 746 orang, Jawa Timur 483 orang, Banten 363 orang. Satgas Penanganan Covid-19 juga melaporkan penambahan angka kematian akibat Covid-19 hari ini sebanyak 22 jiwa.

Terdapat 54.494 orang yang masuk dalam kategori suspek. Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian terhadap 123.519 spesimen.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top