Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
HPV

Waspada Infeksi Menular Seksual

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Human Papiloma Virus (HPV) adalah virus penyebab infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum.

Berdasarkan data The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Di AS tercatat ada sekitar 79 juta penduduk di akhir usia belasan dan awal 20-an yang menderita penyakit kutil kelamin di 2017.

Sebagian kecil infeksi dengan tipe HPV tertentu dapat bertahan dan berkembang menjadi kutil kelamin dan kanker serviks. Namun ada juga yang dapat hilang sendiri kalau sistem pertahanan tubuh sehat.

"Faktor risiko HPV yang persisten dan progresi ke arah kanker serviks antara lain dari dilihat dari jenis onnkogenisitas HPV-nya, tingkat kekebalan atau imunitas, misalnya pasien HIV sehingga lebih mungkin untuk terinfeksi HPV yang persisten dan berkembang lebih cepat menjadi pra-kanker dan kanker, koinfeksi dengan mikroba penyebab infeksi menular seksual lainnya," kata Dian Pratiwi, dokter spesialis kulit dan kelamin dari Erha Dermatology Clinic Jakarta.

Sebagai penyakit menular, sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala atau tanda khusus. Padahal, siapa pun yang pernah atau aktif secara seksual berisiko tertular atau menularkan HPV. Biasanya, HPV akan menimbulkan gejala yang muncul beberapa tahun sejak berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Seseorang pun bisa berhubungan seksual dengan meliputi vaginal, anal atau oral, meskipun yang paling umum adalah vaginal dan anal.

"Meskipun menurut data WHO, kontak kulit dari genital ke genital juga dapat menularkan HPV, jadi tidak hanya melalui penetrasi," ujar Dian.

Untuk pencegahannya, Dian mengatakan itu dapat dilakukan melalui penggunaan alat kontrasepsi, melakukan vaksinasi dan deteksi dini, namun yang terpenting melakukan hubungan seksual secara monogami atau dengan satu pasangan saja. "Ada vaksinasi HPV dari berbagai penelitian yang aman dan efektif. Namun kalau aktif secara seksual, gunakan kondom secara benar setiap kali berhubungan, dari mulai, sebelum penetrasi hingga selesai," sarannya.

Namun sayangnya, untuk penggunaan kondom sendiri masih memiliki risiko penularan HPV karena tidak semua area genital tertutupi kondom sehingga memungkinkan terjadinya penularan.

Edukasi Terkait Kutil Kelamin

Sementara kutil kelamin atau genital warts merupakan penyakit IMS yang disebabkan HPV. Namun tidak semua HPV dapat menyebabkan terjadinya kutil kelamin. Dari sekitar 150 HPV yang sudah ditemukan ada sekitar 10 tipe HPV yang bisa mengakibatkan kutil kelamin. Yaitu HPV tipe 6, 11, 30, 42, 43, 44, 45, 51, 52 dan 54 yang merupakan ko-faktor kanker yang akan berdampak serius terhadap kesehatan seseorang.

Kutil kelamin dikatakan juga sebagai tumor jinak kulit di mana terjadi infeksi lapisan kulit sel basal dan timbul di daerah anogenital, daerah anus, kelamin dan sekitar alat kelamin.

Data WHO 2012 menunjukkan bahwa tingkat kejadian penyakit kutil kelamin cukup tinggi, yaitu 1 kasus baru didiagnosa setiap detiknya, yang artinya ada sekitar 89,192 kasus baru kutil kelamin yang didiagnosa setiap harinya. Laki-laki disebut menjadi yang paling mudah tertular untuk penyakit ini, sementara perempuan sering kali menjadi carrier kutil kelamin. Meskipun memiliki prevalensi cukup tinggi, namun masih sedikit orang yang mengetahui penyakit kutil kelamin.

Karena kurangnya informasi yang tepat, membuat masyarakat menjadi enggan atau malu untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Yang dikhawatirkan dari penyakit ini adalah tidak adanya gejala sama sekali. Tanda yang paling mudah dikenali adalah adanya tonjolan yang ada pada alat kelamin, sekitar alat kelamin dan anus. Ada tonjolan yang berbentuk datar dan pipih, menonjol seperti daging berlebih atau gabungan dari keduanya yang membentuk seperti kembang kol.

"Kutil kelamin sering telat mendapatkan penanganan karena tidak ada gejala. Maka dari itu, perlu penanganan dari spesialis kulit dan kelamin karena sangat mudah untuk menular, yaitu di atas 60 persen," timpal Anthony Handoko, Direktur Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia Jakarta.

Diceritakan Anthony, bahwa tidak ada rasa seperti gatal, geli, dan nyeri jika mengidap kutil kelamin apalagi kalau terletak di sekitar alat kelamin. Biasanya, semakin lembab daerah anogenital, maka akan semakin timbul kutil kelamin. Begitu pula dengan semakin banyaknya kutil kelamin yang timbul, akan semakin lama dan sulit disembuhkan pula.

"Kutil kelamin memang tidak berbahaya dan tidak mengganggu kesehatan secara umum, namun dapat mempengaruhi aspek psikologis pasien seperti malu, cemas, marah hingga stres dan dapat mengakibatkan kanker serviks pada penderita wanita serta kanker daerah anogenital dan orofaring," lanjut Anthony.

Untuk pengobatannya sendiri, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Ada pengobatan mandiri dan pengobatan klinik. Pengobatan mandiri dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan sendiri di rumah dengan keberhasilan sekitar 50 persen terutama di daerah-daerah tertentu, apalagi kalau pasien tidak disiplin.

Sementara pengobatan klinik dapat melakukan tindakan laser atau operasi. Selain itu, tidak heran jika nantinya akan terdapat bekas luka setelah melakukan pengobatan seperti warna kulit yang berbeda dengan kulit sekitarnya, namun itu semua tergantung pada tingkat seberapa parah kutil kelamin yang telah menjalar, lokasi, dan teknik pengobatan yang dilakukan. gma/R-1

Pentingnya Vaksinasi HPV

Vaksinasi HPV merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan guna mencegah tertularnya HPV. Dalam berbagai penelitian, tindakan vaksinasi terbilang aman dan efektif. WHO juga merekomendasikan vaksin tidak hanya untuk anak perempuan saja, melainkan juga anak laki-laki. Dianjurkan, vaksinasi HPV dilakukan sebelum ada kontak seksual yaitu pada usia 9 sampai 12, 15 atau 19 tahun, mengingat pada angka penelitian hubungan seksual yang pertama kali dilakukan pada laki-laki dan perempuan di usia belia.

Meskipun begitu, vaksinasi dapat dilakukan pada orang di atas usia 20 tahun ataupun pada orang yang pernah melakukan hubungan seksual. Walaupun mungkin, fungsi proteksinya tidak akan seperti pada orang yang belum pernah melakukan hubungan seks, tetapi vaksinasi masih tetap berguna.

"Namun pada orang yang pernah melakukan hubungan seksual, harus ada pemeriksaan khusus untuk memeriksa kesehatan kelaminnya," kata Dian. Ia menyarankan, untuk mencari vaksin HPV yang termasuk vaksin kanker serviks, sekaligus menjaga kesehatan kelamin untuk seterusnya. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top