Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pneumonia atau Infeksi Akut

Waspada! Infeksi Berulang Pada Anak Berkolerasi dengan Tingginya Kasus Stunting

Foto : antara

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam Webinar Cegah Stunting, Cegah Infeksi Pada Anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (2/2/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut terjadinya stuntingpada anak berkolerasi erat dengan berbagai macam penyakit yang menyebabkan infeksi berulang.

"Kalau saya bilang,stunting itu penyebabnya bisa kurang gizi, bisa disebabkan karena masuknya (asupan gizi) kurang atau keluarnya kebanyakan. Biasanya karena infeksi," kata Menkes Budi Gunadi dalam webinar "Cegah Stunting, Cegah Infeksi Pada Anak" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (2/2).

Menkes menekankan terdapat dua penyakit yang dicatat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) paling banyak membuat anak mengalami infeksi berulangyakni pneumonia atau infeksi akut di saluran pernafasan bagian bawah yang mempengaruhi paru-paru dan diare.

Infeksi berulang dari kedua penyakit itu, kata dia, biasa terjadi akibat lingkungan tempat tinggal yang belum bisa dikatakan layak huni dan anak yang belum dipenuhi haknya mengikuti imunisasi dasar rutin, sehingga berpengaruh terhadap penyerapan semua zat gizi dari makanan yang dikonsumsi.
Sebagai bentuk perlindungan pada anak Indonesia, Kemenkes menambah vaksin PCV untuk mengatasi pneumonia dan rotavirus bagi diare, dalam program imunisasi dasar yang wajib diberikan pada anak.

"Kita harus pastikan menjaga agar seluruh anak atau balita Indonesia, jangan sampai terkena infeksi sehingga gizinya tidak terlalu banyak yang keluar, bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan mereka," kata Menkes.

Oleh karenanya Menkes berpesanagar orang tua dapat lebih menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal anak-anak dan segera mengajak anak untuk mendapatkan vaksin yang diberikan secara gratis.

Lebih lanjut Menkes Budi Gunadi mengatakanstuntingperlu menjadi perhatian karena memiliki tahapan yang sama layaknya proses kanker.
Pada tahapan pertama, anak akan mengalamiweight falteringatau berat badan anak tidak mengalami kenaikan. Jika dalam kondisi ini tidak segera ditindak lanjuti, maka anak akan cepat mengalamiunderweightatau berat badan turun di bawah rata-rata.

"Kalau ini juga tidak tertangani dengan baik, dia masuk kemoderate acute malnutritionatau gizi kurang, kalau ini tidak tertangani dengan baik lagi dia masuksevere acute malnutrirtionatau gizi buruk, barustunting. Jadi yang perlu disadari adalah jangan biarkan anak-anak kita jadistunting," kata Menkes.

Menkes mengingatkan menimbang berat badan anak merupakan intervensi dalam taraf yang paling awal. Jika selama dua kali menimbang berat badan anak tidak naik, maka orang tua harus segera melakukan intervensi di puskesmas.

Salah satunya melalui makanan pendamping berupa protein hewani dari telur, ikan, ayam, atau daging. Bukan biskuit atau makanan karbohidrat lainnya.

"Balita yang sudah masukstuntingitu sulit sekali untuk kembali normal karena sudah telat, rata-rata di Indonesia yang bisa kembali normal hanya lima persen. Paling baik kalau intervensi dijaga 20 persen. Makanya kalau bisa jangan masukstunting, itu ada tahapan-tahapanseperti kanker," kata Menkes Budi GunadiSadikin.


Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top