Waspada Buzzer! Bukan Bawa Inovasi, Kehadiran Elon Musk Justru Dikhawatirkan Ubah Twitter Jadi Wadah Provokasi

Berita mengenai kepemilikan 9,2 persen saham Twitter (TWTR) oleh Elon Musk membuat beberapa karyawan Twitter dilaporkan panik atas masa depan kemampuan Twitter untuk memoderasi konten.

Beberapa jam setelah berita mengenai pembelian saham tersebut populer, kelompok konservatif politik Amerika Serikat (AS) mulai membanjiri Twitter dengan seruan kembalinya mantan Presiden AS Donald Trump ke jagat media sosial berlogo burung tersebut.

Hal ini menjadi kekhawatiran lantaran Trump telah diblokir dari Twitter dan Facebook lantaran kemungkinan hasutan kekerasan setelah kerusuhan 6 Januari di gedung Kapitol yang merupakan kantor Kongres AS.

"Sekarang @ElonMusk adalah pemegang saham terbesar Twitter, saatnya untuk mencabut sensor politik. Oh… dan BRING BACK TRUMP!," cuit Lauren Boebert, anggota Kongres dari Partai Republik.

Terlepas dari keputusan Elon Musk untuk tidak bergabung dalam dewan direksi Twitter, empat karyawan Twitter berbicara kepada Reuters, mengatakan mereka khawatir mengenai kemampuan yang Musk miliki untuk memengaruhi kebijakan 'pengguna yang kasar dan konten provokasi' Twitter.
Halaman Selanjutnya....