Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspada, BSSN Ungkap Indonesia Alami 1,6 Miliar Serangan Siber Sepanjang 2021

Foto : Dok. BSSN

Gedung Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) RI.

A   A   A   Pengaturan Font

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut anomali trafik berupa malware mendominasi jenis serangan siber sepanjang 2021. Malware atau malicious software sendiri merujuk pada perangkat lunak (software) berbahaya yang pada umumnya dibuat untuk mencuri data, menyebabkan kekacauan, dan merusak perangkat.

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media, dan Transportasi, Deputi IV BSSN, Rinaldy mengatakan Indonesia mengalami 1,6 miliar serangan siber sepanjang 2021 yang didominasi anomali trafik dengan kategori anomali terbanyak adalah malware, disusul aktivitas trojan hingga pengumpulan informasi untuk mengetahui celah keamanan.

Atas dasar itu, Rinaldy mengimbau petugas keamanan siber untuk mewaspadai segala anomali trafik, yang ditunjukkan dengan adanya perubahan level trafik jaringan yang cukup besar dan terjadi secara tiba-tiba.

"Yang tadinya sepi tiba-tiba sekarang jadi ramai sehingga perlu menjadi perhatian tim tanggap insiden siber" ujarnya di peluncuran Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Siber Pemerintah Padang dengan nama Padang-CSIRT, pada Selasa (27/9).
Mengutip Antara, Rinaldy pun menyampaikan serangan siber terus menjadi perhatian BSSN yang mencatat adanya peningkatan serangan kebocoran data dilakukan oleh aktor pengancam yang mayoritas dilatarbelakangi motif untuk mendapatkan data milik pemerintah.

"Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, spektrum ancaman semakin luas, karena itu Indonesia juga harus tanggap dan siap menghadapi perang siber," kata Rinaldy.

Selain serangan siber yang bersifat teknis, Rinaldy pun menjelaskan terdapat juga kemungkinan serangan siber yang bersifat sosial dengan salah satu target upaya mempengaruhi manusia melalui ruang siber yang erat kaitan dengan perang politik, perang informasi,perang psikologi,dan propaganda.

Atas dasar itu Rinaldy menjelaskan perlunya kombinasi tiga aspek untuk memperkuat keamanan siber, yakni sumber daya manusia (SDM), proses dan teknologi.

"SDM memegang peranan krusial dalam membangun keamanan siber, dengan melakukan upaya-upaya penguatan dari aspek proses dan teknologi," ujarnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top