Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha - Pendapatan Usaha WSBP pada 2017 naik 50,60% Menjadi Rp7,10 Triliun

Waskita Beton Precast Kejar Kontrak Baru Rp11,52 Triliun

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan kontrak baru tahun ini sebesar 11,52 triliun rupiah, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 11,03 triliun rupiah.

Direktur Utama WSBP, Jarot Subana, mengatakan Perseroan pada tahun 2018 menargetkan komposisi kontrak baru dari eksternal 25-30 persen dan internal 70-75 persen. Selama ini, kontrak baru Perseroan 80 persen berasal dari induk perusahaan, sisanya dari eksternal. "Hingga kuartal pertama 2018, Perseroan telah membukukan nilai kontrak sebesar 2,12 triliun rupiah," ungkap dia, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Jarot menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, Perseroan mempunyai kapasitas lalu memiliki kontrak carry over dan order book yang saat ini sudah mencapai 16 triliun rupiah, serta memiliki proyek yang akan digarap. "Jadi, kontrak baru yang didapat 11,52 triliun rupiah dan biasanya kontrak dicapai di semester kedua," imbuhnya.

Untuk kontrak baru Perseroan berasal dari proyek Jalan Tol Semarang-Batang, proyek Jalan Tol Legundi-Bunder Seksi II, proyek Jalan Tol Cibitung- Cilincing, proyek Jalan Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, dan proyek Jalan Tol Kunciran- Parigi, proyek Jalan Tol Tebing Tinggi-Kuala Tanjung, dan proyek Jalan Tol Kraksaan-Probolinggo.

Dengan demikian, total nilai kontrak yang dikelola Perseroan sekitar 16,25 triliun rupiah. Adapun kontrak baru ini berasal dari sejumlah proyek besar, antara lain proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing, proyek Jalan Tol Tebing Tinggi-Kuala Tanjung, dan proyek Jalan Tol Kraksaan-Probolinggo.

Pada tahun ini, Perseroan menargetkan kapasitas produksi menjadi 3,75 juta ton per tahun. Perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi sekitar 500 ribu ton per tahun hingga 600 ribu ton per tahun. Peningkatan kapasitas ini berasal dari dua plant baru Perseroan di Kalimantan Timur dan Sumatera Utara, serta peningkatan dari kapasitas produksi eksisting.

Terkait dengan rencana Perseroan untuk akuisisi perusahaan penyediaan baja, saat ini Perseroan masih dalam proses studi dan dihitung terlebih dahulu untung rugi dalam pembangunannya, apalagi material itu harus dukungan. "Memang ada beberapa yang sudah menawarkan ke kami dan masih kami cek lagi.

Tetapi, kalau itu menguntungkan akan kita ambil. Bagaimanapun ketersedian material kalau punya sendiri akan lebih terjamin," ujar dia. Kendati demikian, dengan akuisisi tersebut maka akan membuat efisiensi yang lebih tinggi. Ia memberi contoh seperti ketika Perseroan memiliki alat sendiri maka efisiensinya menjadi lebih tinggi.

Surat Utang

Nilai investasi yang disiapkan untuk rencana tersebut belum masuk dalam anggaran belanja modal (capital expendicture/ capex) 2017 sehingga opsi yang dipilih bisa melalui penerbitan surat utang menengah (Medium Term Notes/ MTN) antara 2-3 triliun rupiah. Namun, Perseroan masih menunggu peringkatnya karena baru keluar pada bulan Mei 2018.

"Jadi, setelah itu baru terbitkan MTN. Dana hasil penerbitan MTN akan dialokasikan untuk akuisisi dan modal kerja," jelas dia. Sepanjang 2017, Perseroan berhasil mencetak pendapatan usaha sebesar 7,10 triliun rupiah meningkat 50,60 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 4,72 triliun rupiah. Laba bersih berhasil yang berhasil dibukukan meningkat 57,58 persen menjadi 1 triliun rupiah dari tahun sebelumnya 634,82 miliar rupiah.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top