Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Warisan Sejarah dari Bapak Pramuka Dunia

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Scouting for Boys

Penulis : Lord Robert Baden Powell

Tebal : 440 halaman

Penerbit : Renebook

Cetakan : September 2018

ISBN : 978-602-1201-42-8

Setelah melahirkan Aids to Scouting, Baden Powell menulis buku ini pada tahun 1908. Buku ini terdiri dari 9 bab tentang berbagai aktivitas, peraturan dan pelatihan keterampilan yang diperlukan para pandu muda. Setelah ayahnya wafat, Powell mendapat pendidikan karakter dari ibu dan saudara-saudaranya. Powell kecil tumbuh menjadi anak periang dan aktif. Saat dewasa, Powell memilih berkarier di dunia militer. Dia terinspirasi pengalamannya ketika Inggris bertempur di Mafeking, Afrika, yang ditulis berkala tiga bulanan hingga menjadi pegangan wajib organisasi kepramukaan.

Dengan target pembaca kanak-kanak menjelang remaja, buku ini berisi paragraf singkat dilengkapi ilustrasi agar lebih mudah dipahami. Di Indonesia, scouts lebih dikenal sebagai Praja Muda Karana (Pramuka), dengan jumlah anggota pandu terbanyak di dunia. Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang lazim diadakan di sekolah.

Warna cokelat seragam pramuka mengadaptasi warna tanah sebagai lambang kehidupan. Powell meyakini bahwa setiap anak memiliki keinginan untuk membantu Negara dengan cara apa pun. Salah satu yang dapat dilakukan menjadi pramuka. Kewajiban seorang pramuka adalah menerapkan prinsip: pengetahuan alam, pengamatan tanpa diketahui, pengambilan kesimpulan, keberanian, kesadaran akan tugas, ketangguhan, dan kebaikan hati (Halaman 29).

Seseorang hanya akan mampu membantu orang lain jika telah mandiri. Kemandirian menggugah tanggung jawab. Atas dasar pemikiran tersebut, Powell membentuk boy scouts. Pecahnya Perang Dunia, terlebih kondisi Inggris yang saat itu tengah bertikai dengan koloninya di India dan Afrika, membuat kontribusi jasa pengantar pesan berusia muda, sangat vital.

Dalam melaksanakan misinya, pandu muda kerap harus menempuh rintangan seperti menghindari kontak fisik di medan perang dan bertahan hidup di alam bebas untuk sampai ke tujuan. Para kurir ini bertugas membuka daerah baru, menaklukkan dan mengendalikan penduduk setempat.

Boy scouts dipersiapkan sejak usia muda dengan pelatihan ala militer. Ini mengharuskan mereka mampu mengoperasikan senjata api, berfisik kuat dan tangkas. Mereka harus mampu mengatasi orang cedera dan bertahan hidup di alam bebas seperti dengan berkemah, berburu dan membuat api.

Buku ini juga membahas pesan moral khas pramuka, di antaranya memenuhi janji, membunuh hewan hanya bila hendak memakannya, dan siap menolong siapa pun dengan gembira. Baden Powel mendeskripsikannya lewat sejumlah tokoh yang relevan dengan penjelasannya agar scouts muda mengaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Contoh, perilaku para ksatria zaman Raja Arthur. Contoh dari kisah nyata di koran atau kisah kepahlawanan dari Inggris dan segala penjuru dunia. Bisa juga tokoh fiksi Sherlock Holmes, Pocahontas, dan Kim dalam karya Rudyard Kipling. Terdapat pula berbagai saran permainan edukatif dan teknik survival, di antaranya mengikat simpul, morse, salam sandi, dan jejak kaki. Kemudian, memilah daun sebagai makanan dan obat.

Baca Juga :
Olahraga dan Politik

"Kita harus mengubah pola pikir Pramuka dari apa yang bisa saya dapatkan menjadi apa yang bisa saya berikan," (Halaman 230). Organisasi pramuka kini telah dikenal di seluruh dunia. Ini tentu saja tak lepas dari andil Powell sebagai pendirinya. Atas jasanya, Powell meraih gelar Pahlawan Nasional Inggris dengan tambahan nama "Lord" di depan namanya. Dia juga dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Dunia.

Diresensi Arinhi Nursecha, Lulusan SMAN 1 Cikarang Utara, Bekasi

Komentar

Komentar
()

Top