Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Warga Saudi Incar Kerja Informal demi Tambahan Pendapatan

Foto : AFP/FAYEZ NURELDINE

Layani Pelanggan l Pemilik bisnis truk penjaja makanan cepat saji, Bader al-Ajmi, sedang melayani pesanan makanan dari pelanggannya di pinggir sebuah jalan utama di Riyadh, Arab Saudi, pada awal Juli lalu. Akibat diberlakukannya kebijakan penghematan oleh pemerintah Saudi, banyak warga lokal yang mulai terjun ke pekerjaan informal untuk menambah pendapatan mereka.

A   A   A   Pengaturan Font

Menikmati burger dan kentang goreng dari sebuah truk penjaja makanan cepat saji sudah bukan merupakan menjadi hal yang luar biasa lagi di Riyadh, Arab Saudi. Namun ada hal yang berbeda saat menikmati petualang kuliner kali ini yaitu koki yang memasak semua makanan cepat saji itu adalah warga lokal.

Kerajaan Arab Saudi dahulu adalah sebuah negara bebas pajak dengan limpahan kekayaan dari kandungan minyak. Kekayaan ini membuat rakyatnya menikmati kemakmuran. Akibatnya, warga Saudi memandang sebelah mata atas pekerjaan informal seperti koki, petugas kebersihan dan penjaga tempat pengisian bahan bakar, dan melimpahkan semuanya pada pekerja migran yang kini jumlahnya melampaui populasi di Saudi.

Namun saat ini pekerjaan informal yang dahulu dianggap sebagai pekerjaan rendahan, banyak diincar warga lokal karena pemerintah menerapkan kebijakan penghematan yang menyebabkan subsidi pada pemerintah dikurangi secara drastis.

Ada hikmah dari langkah penghematan yang dilakukan pemerintah Arab Saudi karena saat ini angka pengangguran amat tinggi serta perekonomian Saudi bergerak amat lamban.

"Saat saya memulai bisnis truk penjaja makanan cepat saji dua tahun lalu, banyak orang mencibir karena mereka menganggap pekerjaan ini hina," kata Bader al-Ajmi, 38 tahun, pemilik bisnis truk penjaja makanan cepat saji bernama One Way Burger, pada awal Juli lalu. "Namun cibiran itu sirna saat mereka melihat mobil Porsche saya yang berada disamping truk penjaja makanan cepat saji, yang dimanfaatkan untuk menerima orderan," imbuh al-Ajmi.

Karena ada banyak bukti bahwa pekerjaan informal di Saudi bisa menghasilkan pundi-pundi uang, saat ini banyak warga lokal yang sebelumnya hidup dengan mengandalkan subsidi dari pemerintah dan hanya ingin kerja kantoran, kini mereka berlomba-lomba mencari pekerjaan informal.

Ada banyak dari mereka berbisnis dengan menjual teh dan berprofesi sebagai mekanik otomotif, namun ada juga yang menjadi sopir mobil ojek on-line.

"Akankan warga Saudi mau bekerja sebagai penyapu jalanan? Beberapa orang akan meremehkan tawaran pekerjaan ini, namun patut mereka ketahui bahwa negara ini akan maju berkar kerja keras dari warga negaranya sendiri," komentar Abdulhadi al-Saadi, seorang kolumnis di harian Saudi Gazette.

Ekspatriat Hengkang

Sebelum ada kebijakan reformasi ekonomi di Saudi, muncul sebuah pemeo yang berbunyi "Kami tak bekerja untuk kami. Kaum ekspatriat yang bekerja untuk kami". Namun dengan seiring berjalannya waktu, pemeo itu sudah tak berlaku lagi karena banyak warga Saudi kini menduduki pekerjaan yang dahulunya dikerjakan ekspatriat.

"Warga Saudi saat ini banyak yang mengincar pekerjaan yang dahulunya dilakukan pekerja ekspatriat,' kata analis senior di biro konsultan Control Risks, Graham Griffiths. "Stigma sosial terhadap pekerjaan kasar memang amat kuat di Saudi, namun tekanan ekonomi telah mendesak warga lokal untuk mengambil pekerjaan informal walau mereka harus menyingkirkan rasa gengsi," imbuh Griffiths.

Sementara itu ekonom Saudi Abdullah al-Maghlouth, reformasi ekonomi di negaranya telah mendesak agar warga negaranya mau bekerja sebagai tukang dan penjahit, padahal beberapa dekade lalu profesi ini dijauhi karena melimpahnya minyak.

Sementara kebijakan "Saudisasi" (mengganti pekerja ekspatriat dengan tenaga kerja lokal), telah menyebabkan sejumlah besar kaum ekspatriat hengkang dari Saudi. Dinas statistik Saudi mencatat sejak 2017, seudah hampir 800 ribu ekspatriat meninggalkan Saudi.

Hengkangnya ekspatriat juga menimbulkan masalah dan tantangan baru bagi pemerintah Saudi yaitu anjloknya harga properti dan menurunnya omzet di pusat perbelanjaan. Masalah lain dilaporkan banyak perusahaan yang menggeluhkan tenaga kerja lokal menuntut gaji amat tinggi walau banyak dari mereka yang belum terampil dengan tugas-tugas mereka yang baru.

Tantangan ini dirasakan al-Ajmi karena ia kesulitan untuk memberi tugas lembur bagi karyawan lokal karena mereka akan menuntut upah lebih tinggi. Atas tantangan ini, al-Ajmi merasa lebih nyaman mempekerjakan warga asing karena mereka mau kerja keras walau upah yang mereka terima tak sebesar bayaran jika seorang warga lokal harus bekerja lembur.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top