Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Polusi Udara l Penerapan Ganjil-Genap Membuat Udara Jakarta Membaik

Warga Ragu Revitalisasi Trotoar Akan Perbaiki Kualitas Udara

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Hari pertama sosialisasi penerapan ganjil genap diperluas membuat kualitas udara di Ibu Kota membaik.

JAKARTA - Warga DKI Jakarta mempertanyakan kaitannya revitalisasi trotoar di sejumlah lokasi yang disebut-sebut sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas udara.

Sesuai Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019, Dinas Bina Marga DKI Jakarta menargetkan revitalisasi di lima wilayah DKI Jakarta rampung tahun ini, revitalisasi tersebut dipercepat untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta.

Selain untuk mendorong warga beralih menggunakan transportasi umum, Pemprov DKI Jakarta ingin meningkatkan kenyamanan warga berjalan kaki di 25 ruas jalan protokol, arteri, dan penghubung ke angkutan umum massal pada 2020.

Namun, rencana pemerintah tersebut menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian besar mempertanyakan kaitannya pembangunan trotoar dengan perbaikan kualitas udara.

Salah satunya Malik, warga yang tinggal di sekitar Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, yang mempersoalkan hal tersebut. Meski dia apresiasi atas langkah gubernur merevitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Otista Raya, namun menurutnya untuk memperbaiki kualitas udara tidak hanya sekedar memperbaiki trotoar

"Langkah Gubernur untuk memperbaiki trotoar disepanjang jalan termasuk program yang bagus, tapi kalau dengan memperbaiki trotoar terus polusi udara jadi baik sepertinya itu gak masuk yak," kata Malik.

Malik menilai untuk memperbaiki kualitas udara perbaikan trotoar harus dibarengi dengan perbaikan kualitas dan pelayanan transportasi pada transjakarta

"Ini nantinya sudah diperbaiki terus kan maksudnya biar masyarakat jalan kaki, kantor saya di Jalan Sudirman, nah kita disuruh jalan kaki ke kantor?, ya harusnya mulai sekarang diperbaiki dulu itu transportasinya," kata Malik.

Berbeda halnya dengan salah satu karyawan di kawasan Jalan Otista Raya, Usman, ia mengatakan nanti jika trotoar sudah jadi perlu pengawasan oleh petugas.

"Nanti pemerintah sudah keluarkan uang banyak, setelah selesai pembangunan (trotoar) di pakai sama orang untuk cari duit. Untuk bengkel, untuk parkir, untuk dagang," kata Usman.

Usman menilai revitalisasi trotoar di sepanjang jalan Otista tidak akan memperbaiki kualitas udara di kawasannya. "Mana ada hubungannya perbaikan trotoar dengan kualitas udara, kalaupun Gubernur mau itu metromini, kopaja, angkot kandangin, terus perbanyak transjakarta biar orang-orang naik transjakarta," kata Usman.

Dampak Ganjil-Genap

Sementara itu, di hari pertama sosialisasi perlasan ganji genap berdampak pada kualitas udara Kota Jakarta. Berdasakan berada di level kuning atau sedang berdasarkan situs pemantau kualitas udara internasional AirVisual pada Senin sore sekitar pukul 18.00 WIB, kualitas udara berada di level kuning aau sedang.

Pada laman resmi AirVisual tercatat bahwa Jakarta mempunyai indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) sebesar 99 dengan parameter berupa partikel polutan sangat kecil berdiameter kurang dari 2,5 mikrometer (PM 2.5).

Sementara itu, untuk konsentrasi PM 2.5 di udara Jakarta saat ini sebanyak 35 mikrogram per meter kubik atau berada di atas angka standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang 25 mikrogram per meter kubik dalam jangka waktu 24 jam.

Wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat berada di peringkat atas tingkat polusinya dengan AQI 151. Kemudian di bawahnya ada wilayah US Embassy, Jakarta Selatan dengan AQI 129 dan wilayah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan AQI 124.

Sebelumnya, pada pagi hari pukul 06.00 WIB laman resmi AirVisual mencatat bahwa Jakarta mempunyai indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) sebesar 159 atau berada di kategori tidak sehat sekaligus menempatkan Jakarta sebagai Ibu Kota negara terpolusi di dunia. pin/Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan, Antara

Komentar

Komentar
()

Top