Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Waspadai Munculnya Varian Baru

Warga Jangan Lengah Hadapi Covid-19

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masyarakat diimbau jangan lengah walau tata kelola Covid-19 sudah dibuat pemerintah, tapi memerlukan ikhtiar kesiapsiagaan di masa transisi menuju endemi. Situasi darurat bisa muncul lagi atau terjadinya varian baru yang menjadikan lonjakan kasus.

"Setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut, parameter kasus tetap terkendali. Meskipun terjadi gejolak lonjakan kasus di luar negeri, namun warga jangan lengah," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril, dalam Workshop Transisi dari Pandemi ke Endemi dalam jaringan yang diikuti dari Jakarta, pekan lalu.

Seperti dikutip dari Antara, Syahril mengatakan kewaspadaan tetap harus dilakukan karena Indonesia juga dihadapkan pada dampak terhadap long Covid-19 yang dialami pada 30 persen populasi penyintas.

Syahril mengatakan bangsa Indonesia bersyukur atas kebijakan pemerintah mencabut PPKM pada 30 Desember 2022, setelah tiga tahun bergelut dengan Covid-19. "Kebijakan itu merupakan rekomendasi semua pihak terkait sebagai keberhasilan bangsa Indonesia," katanya.

Namun, pencabutan PPKM perlu disertai persyaratan, seperti angka konfirmasi di bawah 20 per 100 ribu penduduk, kematian di bawah 1 per 100 ribu penduduk, keterisian tempat tidur perawatan di rumah sakit di bawah 5 persen.

Syahril juga melaporkan, 99 persen populasi di Indonesia telah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, berdasarkan serologi survei (serosurvei) yang dilaksanakan Januari 2023.

Selain itu, tambah Syahril, Kemenkes melibatkan peran sejumlah lembaga internasional, EpiC dan USAID, untuk membimbing Indonesia memasuki era endemi Covid-19.

"EpiC Indonesia dan United States Agency for International Development (USAID) mengajak kita masuk ke era endemi dengan baik, sehingga usulan Indonesia untuk mencabut pandemi segera terwujud," kata Syahril.

Pengendalian Epidemi

EpiC Indonesia merupakan bagian dari organisasi internasional EpiC yang beraktivitas memenuhi target dan mempertahankan pengendalian epidemi. Sedangkan USAID merupakan badan independen AS yang bertanggung jawab atas bantuan di bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan.

Pada acara yang sama, Technical Office Covid-19 EpiC Indonesia, Triftianti, mengatakan EpiC merupakan proyek yang didanai USAID untuk mempercepat akses yang luas dan merata pada pelayanan vaksinasi Covid-19 yang aman dan efektif, serta menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 melalui mitigasi penelusuran, memperkuat sistem kesehatan.

"EpiC Indonesia bekerja di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Papua," katanya.

Bantuan teknis yang telah didistribusikan berupa hibah 1.000 unit ventilator mekanis Vyaire LTV 1200/2200 sebagai mitigasi dampak dari Covid-19 di Indonesia.

Selama Juni 2020 hingga November 2021, sekitar 905 ventilator telah didistribusikan, dan 1.572 tenaga kesehatan di 485 fasyankes di 211 kabupaten/kota telah menerima peningkatan kapasitas penggunaan ventilator.

Lebih jauh Syahril mengemukakan situasi kasus yang terkendali pada masa transisi menuju endemi perlu dikawal dengan pemenuhan perlindungan vaksinasi Covid-19.

"Pada November 2022 diberlakukan vaksinasi booster kedua hanya untuk tenaga kesehatan dan lansia, kemudian banyak yang minta diprioritaskan kepada seluruh umur di atas 18 tahun. Itu maksudnya karena kami betul-betul mengawal pandemi ini sampai berakhir," kata Syahril.

Syahril, yang juga Direktur RSPI Sulianti Saroso, meminta kepada masyarakat segera melakukan vaksinasi Covid-19 agar keadaan tidak kembali pada lonjakan kasus dan memburuk.

"Jangan sampai kekebalan ini menurun, sementara pandemi masih berjalan. Kami berharap vaksin menambah kadar antibodi, sehingga walau sakit, tidak dalam keadaan yang berat," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top