Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Alam -- Fenomena Angin Puting Beliung

Warga Jabar Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem

Foto : ANTARA/Raisan Al Farisi

Pascaputing beliung di Kabupaten Bandung -- Warga menyelamatkan barang yang tersisa pascaputing beliung yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/2). BPBD Provinsi Jawa Barat tengah mendata kerusakan bangunan dan korban akibat bencana puting beliung yang terjadi di Rancaekek pada Rabu petang tersebut.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebanyak 835 KK di lima kecamatan dan 34 bangunan mengalami kerusakan akibat bencana angin puting beliung.

BANDUNG - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Triadi Machmudin meminta warganya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem menyusul terjadinya bencana puting beliung di Rancaekek, Kabupaten Bandung serta Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Pasalnya, kata Bey, dari hasil koordinasinya bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kejadian puting beliung atau angin tornado tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. "Di lokasi, warga menyampaikan waktu sebelum kejadian cuaca panas sekali tiba-tiba hujan. Artinya kita harus tetap waspada, jangan sampai kita lengah," katanya, kemarin.

Kepala Stasiun BMKG Kelas I Bandung, Teguh Rahayu mengatakan penyebab puting beliung dari hasil analisis cuaca sementara, suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia relatif hangat yang mendukung penambahan suplai uap air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. "Itu juga selaras dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb yang relatif basah yakni antara 45-95 persen," ucapnya.

Terpantau juga, adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatera yang mengakibatkan terbentuknya area netral poin dengan area pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) serta belokan angin (shearline) berada di sekitar wilayah Jawa Barat. "Kondisi ini mampu meningkatkan pertumbuhan awan di sekitar wilayah konvergensi dan belokan angin tersebut," jelasnya.

Terpisah, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan menyatakan perubahan tata guna lahan dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri merupakan salah satu penyebab puting beliung di Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top