Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Covid-19 I Masyarakat Diminta Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Warga Diimbau Menerima Vaksin "Booster" Kedua

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menerima dan mengikuti program vaksinasi Covid-19 dosis lengkap hingga booster kedua. Hal ini perlu dilakukan sebagai salah satu cara meningkatkan imunitas tubuh.

"Pandemi belum selesai. Untuk meningkatkan kekebalan dan antisipasi pribadi, tentu sangat baik kita mendapatkan booster kedua," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dikonfirmasi dari Yogyakarta, Jumat (10/2).

Seperti dikutip dari Antara, Nadia mengatakan pelaksanaan vaksinasi nasional sedang menghadapi tantangan di tengah kondisi penularan Covid-19 yang relatif terkendali. Menurutnya, masyarakat rentan cenderung abai dengan peningkatan imunitas, padahal sampai saat ini terus bermunculan varian baru.

Menghadapi kondisi tersebut, kata Nadia, pemerintah terus berusaha mengedukasi masyarakat tentang manfaat vaksin lengkap sampai booster kedua. Selain itu, penerapan protokol kesehatan (prokes) juga penting untuk melindungi diri.

Secara terpisah, Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan cakupan vaksinasi booster harus terus diperluas, khususnya saat memasuki masa transisi dari pandemi menuju endemi.

Mudah Diakses

Upaya memperkuat imunitas penting, kata dia, karena meski memasuki masa transisi bukan berarti virus sudah hilang. Selain penguatan vaksin booster, Dicky mendorong pemerintah untuk mampu menyediakan vaksin di seluruh Indonesia yang mudah diakses oleh masyarakat.

"Kalau misalnya nanti vaksinnya berbayar karena pandeminya sudah dicabut misalnya, (harga) harus terjangkau. Artinya, harus mulai dengan pilihan yang banyak, itu harus murah," ujar Dicky.

Lebih jauh, Nadia mengatakan Kemenkes menjadikan vaksinasi dosis penguat atau booster pertama sebagai hal penting yang perlu dipenuhi masyarakat menjelang pelaksanaan mudik Lebaran 2023, agar laju kasus Covid-19 bisa tetap terkendali.

"Terkait (booster kedua) sebagai persyaratan perjalan atau tidak, kami akan lihat kajiannya seperti apa, karena yang penting booster pertama dulu," kata Nadia.

Nadia mengatakan interval pemberian vaksinasi antardosis rata-rata berjarak 6 bulan sejak penyuntikan. Booster pertama menjadi penting, karena umumnya masyarakat penerima vaksinasi primer dosis lengkap atau dua dosis di Indonesia, telah berjarak lebih dari batas waktu yang ditetapkan.

"Nanti akan dikaji tim, apakah booster perlu jadi syarat perjalanan mudik Lebaran. Setidaknya booster pertama dengan primer dua kali dulu, sudah banyak jarak waktunya," katanya.

Dilansir dari laporan Dashboard Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, total penerima vaksinasi dosis kedua per 9 Februari 2023 mencapai 174,80 juta dosis (74,49 persen) yang telah disuntikkan dari total sasaran 234,66 juta masyarakat sasaran. Dari jumlah itu, baru 69,66 juta dosis (29,69 persen) vaksin booster pertama yang telah disuntikkan kepada penerima dosis kedua.

Sedangkan jumlah penerima suntikan booster kedua hingga kini baru sebanyak 1,78 juta lebih dosis (0,77 persen). "Syarat pemberian booster kedua adalah orang yang sudah di-booster pertama," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top