Wapres Ma'ruf Amin Minta Pesantren Lahirkan Mujahid Ekonomi
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menghadiri Haul ke-34 K.H. Aqil Siroj, dan Tasyakkur Khotmil Qur’an dan Juz Amma di Pondok Pesantren (Ponpes) Kiai Haji Aqil Siroj (KHAS) Kempek, Gempol, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023).
JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong pesantren melahirkan mujahid-mujahid ekonomi yang bisa memanfaatkan pesantren sebagai pusat pemberdayaan umat.
"Kami ingin sekarang ini pesantren juga menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat. Jadi, pesantren kalau dulu melahirkan mujahid-mujahid yang berjuang mengusir Belanda, sekarang tidak ada Belandanya; sekarang adalah mujahid ekonomi," kata Ma'ruf Amin saat menghadiri Haul ke-34 K.H. Aqil Siroj dan Tasyakkur Khotmil Qur'an dan Juz Amma di Pondok Pesantren (Ponpes) Kiai Haji Aqil Siroj (KHAS) Kempek, Gempol, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (26/8).
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Ma'rufAmin menyampaikan bahwa selain memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan kemandirian masyarakat sekitar dari sisi finansial, pada skala besar pesantren juga harus ikut berkontribusi dalam pembangunan nasional.
"Jadi, jihad ekonomi di dalam rangka kita, pertama, membangun kemandirian pesantren, kemandirian umat, supaya umat ini bisa mandiri, hidup, tidak tergantung oleh siapa pun; dan kedua memberikan kontribusi yang lebih besar dalam rangka pembangunan nasional," jelasnya.
Dia menekankan bahwa jihad ekonomi menjadi bagian dari tanggung jawab kebangsaan yang dimiliki oleh pesantren. Sebab, menurut Ma'ruf, mencintai Tanah Air adalah bagian dari iman.
Wapres pun mengingatkan agar pesantren terus berupaya melahirkan para mujahid ekonomi agar tidak tertinggal dalam perkembangan zaman.
"Jangan ketika orang tinggal landas, pesantren ini tinggal di landasan. Ya, ketinggalan," imbuhnya.
Turut hadir dalam acara haul tersebut ialah Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Cirebon Imron Rosyadi, Pembina Pondok Pesantren KHAS Kempek K.H. Said Aqil Siroj, dan Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek K.H. Musthofa Aqil Siroj.
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya