![Wanita Ingin Mendengarkan Suara Kaumnya](https://koran-jakarta.com/images/article/wanita-ingin-mendengarkan-suara-kaumnya-210419225040.jpg)
Wanita Ingin Mendengarkan Suara Kaumnya
![Wanita Ingin Mendengarkan Suara Kaumnya](https://koran-jakarta.com/images/article/wanita-ingin-mendengarkan-suara-kaumnya-210419225040.jpg)
Bukan hanya menyanyi, Yudaisme Ortodoks memberikan larangan bagi gadis dan wanita muda yang tertarik dengan seni pertunjukan. Hal ini tergambar dari era Perang Dunia II. Saat itu, sekolah perempuan Yahudi Polandia diajarkan teater sebagai bentuk pengembangan diri dan kreativitas anak perempuan muda. Tetapi harus dilakukan di ruang khusus perempuan.
Praktik ini berlanjut hingga abad ke-20, ketika dalam beberapa hal ortodoksi menjadi lebih ketat. Di luar sekolah, suara wanita yang berbakat dan terlatih sangat jarang terdengar. Selama hampir satu abad, para wanita dihadapkan pada dilema yang menyakitkan, terutama pada mereka yang dilahirkan dengan bakat musik atau nyanyi.
Franciska Kosman, telah menyanyi dan memproduksi musik sejak masih kecil. Ia dibesarkan dalam keluarga rabi di Moskow. Di sana dia dikelilingi oleh pemandangan budaya yang dinamis. "Musik adalah bahasa kedua saya," kata Fransiska Kosman.
"Tapi saya selalu tahu. Saya memiliki batas waktu ketika akan berusia 12 tahun. Begitu saya akan menjadi bat mitzvah dan dianggap sebagai wanita, tidak akan diizinkan tampil di depan pria lagi," ujar dia.
Bat mitzvah merupakan ritual Yahudi ditujukan kepada orang yang menginjak usia remaja. Bat sebuah kata aram Babilonia Yahudi yang artinya putrid. Sedangkan mitzvah dalam bahan Ibrani berarti perintah atau hukum.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya