Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Wali Kota Semarang Kecewa atas Pelayanan PDAM

Foto : KORAN JAKARTA/HENRI PELUPESSY

Inspeksi Mendadak I Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (kedua dari kiri) menginspeksi mendadak instalasi pengolahan air Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, milik PDAM Tirta Moedal Semarang, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (7/5).

A   A   A   Pengaturan Font

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menginspeksi mendadak (sidak) ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Semarang. Hendi, sapaan akrab Wali Kota, terlihat geram saat jajaran PDAM Tirta Moedal tidak dapat menjawab pertanyaannya tentang jumlah komplain warga.

Keluhan tersebut terkait persoalan air yang mati atau tidak mengalir selama dua minggu terakhir. Hendi terlihat emosi saat jajaran PDAM baru akan merekap laporan-laporan hari itu. "Lha kok baru nanti. Ini sudah dua minggu bos. Kok baru nanti," kata Hendi, di Semarang, Senin (7/5). Hendi mengingatkan yang namanya laporan masyarakat itu harus diperhatikan sama Direktur Utama (Dirut) dan Direktur Tekhnik (Dirtek).

Dicek benar atau nggak laporan-laporan itu. Harus didatangi warga yang lapor, jangan cuma sekadar dijawab akan ditindaklanjuti. Masyarakat nggak butuh itu. Pertanyaan kembali ditujukan kepada jajaran PDAM, apakah saat ini aliran air digilir atau mati. "Ini aliran air sekarang digilir atau mati?" tanya Hendi pada salah satu operator mesih distribusi air di IPA Kudu.

"Panjenengan (kamu) tidak menjawab pertanyaan saya. Ini digilir atau mati?" tanya Hendi berulang. "Digilir Pak, tapi debit air tidak cukup," jawab operator mesin tersebut. Dalam sidaknya, Hendi meminta PDAM bergerak cepat untuk mencari pasokan air dari daerah sekitar bila debit air tidak mencukupi.

"Saya minta mulai hari ini upayakan air dari Dombo, Sayung, di Kabupaten Demak untuk bisa masuk ke instalasi Kudu ini," perintahnya. Menurutnya, jika untuk mengaliri air di wilayah timur membutuhkan pasokan 900 hingga 1.200 liter air per detik, dan sekarang kondisinya hanya ada sekitar 600 liter per detik. Usahakan 300 liter air per detik bisa masuk dari Dombo. Lebih Responsif Hendi mengharapkan jajaran PDAM Tirta Moedal lebih responsif menangani permasalahan yang sedang terjadi.

"Kita tahu saat ini debit air berkurang karena instalasi Kedung Ombo menuju Kudu sedang diperbaiki untuk meningkatkan suplai air menjadi 1.800 liter per detik. Seharusnya kita sudah mengantisipasi ini dari awal," tutur Hendi. Proses perbaikan itu, tambah Hendi, baru selesai pada tahun 2019. Jadi harus ada alternatif upaya yang dilakukan, seperti mengambil pasokan dari Dombo.

Dirut PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, M Farchan, mengatakan selain mengupayakan pasokan air dari Dombo, PDAM sedang mengeruk sedimen yang dapat menghambat pasokan air ke Kudu. "Jadi sesuai arahan Wali Kota tadi, akan ada dua upaya. Yang pertama memompa aliran air dari Dombo dengan kapasitas pompa 300 liter per detik, serta mengeruk sedimen di saluran air baku Kudu untuk mempercepat air sampai ke intake," jelas Farchan.

Sebelumnya, pada awal 2018, Hendi meminta pegawai PDAM Tirta Moedal meningkatkan kinerjanya. Terus menggenjot pelayanan masyarakat. PDAM menjadi satu dari lima instansi di Pemkot Semarang yang paling banyak dikeluhkan masyarakat. Keluhan yang disampaikan melalui layanan "Lapor Hendi" meliputi kondisi air yang sering tidak mengalir dan keruh. Hendi menegaskan pelayanan ke masyarakat harus maksimal dan terus ditingkatkan, salah satunya dari segi sarana dan prasarana.

Baca Juga :
Ingatkan Presiden

Apalagi peningkatan sarana prasarana ini merupakan kebutuhan fundamental. "Pelayanan masyarakat harus maksimal, kalau perlu ganti mobil butut agar kinerja lebih baik. Motivasi kinerja pun harus meningkat agar keluhan masyarakat turun," ujarnya. SM/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top