Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Korban Gempa - Budi Waseso Ajak Pramuka Peduli Korban Gempa Sulteng

Wali Kota Makassar Nyatakan Antonius sebagai Pahlawan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Antonius dengan gigih tetap melaksanakan tugas meski nyawanya terancam. Kegigihan ini menunjukkan bahwa Antonius adalah pahlawan sesungguhnya.

MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengatakan petugas pemandu lalu lintas udara (air traffic controller/ATC) Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Antonius Gunawan Agung adalah sosok pahlawan sesungguhnya. Antonius tetap dengan gigih melaksanakan tugas meski nyawanya terancam.

"Antonius adalah pahlawan yang sesungguhnya. Saya kagum dan bangga dengan aksi heroiknya yang demi tugasnya tidak meninggalkan tempat walaupun nyawanya sedang terancam," kata Moh Ramdhan Pomanto saat melayat ke rumah kerabat Antonius Gunawan Agung, di Jalan Onta Baru, Makassar, Minggu (30/9).

Ia mengatakan Antonius telah mengajarkan dan memperlihatkan dedikasinya kepada semua orang walaupun bencana gempa dengan kekuatan 7,4 skala richter tidak membuatnya surut untuk meninggalkan tugasnya.

Menurut Danny - sapaan Moh Ramdan Pomanto, Antonius telah mempertaruhkan nyawanya untuk memandu pilot Batik Air ID 6231 yang akan terbang dari Palu menuju Makassar. Antonius baru melompat keluar dari jendela setelah memastikan pesawat Batik Air telah lepas landas dengan selamat.

"Pilot dan semua penumpangnya sudah selamat setelah dipandu oleh Antonius. Tidak ada lagi kata-kata yang dapat menggambarkan aksi heroik beliau," ucap Danny.

Berjiwa Sosial

Paman korban, Sambas (58 tahun) bersama anggota keluarganya tidak mampu menahan tangis ketika jenazah dari Antonius disemayamkan di ruang tengah rumahnya. "Almarhum ini semasa hidupnya berjiwa sosial. Dia selalu membantu orang-orang dan selalu ringan tangan. Saat almarhum pulang libur ke Makassar misalnya, dia selalu mengundang teman-temannya dan dia sangat baik," ujarnya di hadapan Wali Kota Makassar Moh Ramdan Pomanto.

Sebelumnya saat gempa terjadi melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9), sejumlah rekannya yang masih berada di Menara Bandara Sis Aljufri Mutiara Palu,turun menyelamatkan diri. Namun, Antonius belum dapat turun karena masih memandu pesawat Batik Air yang tengah lepas landas.

Dia menunggu pesawat Batik hingga terbang penuh. Setelah pesawat sudah lepas landas, yang bersamaan dengan dampak gempa yang semakin kuat, baru dia memutuskan melompat dari cabin tower (lantai empat) sehingga kakinya patah.

Personel AirNav lainnya di Palu kemudian membawanya ke rumah sakit, yang kemudian merujuknya ke rumah sakit yang lebih besar karena ada indikasi luka dalam. AirNav berupaya untuk mendatangkan helikopter dari Balikpapan untuk membawa Antonius ke rumah sakit yang lebih besar. Namun karena kondisi bandara, helikopter baru dapat diterbangkan pagi ini.

Antonius rencananya dibawa ke bandara untuk diterbangkan dengan helikopter menuju Balikpapan. Namun sebelum helikopter tiba, dia sudah meninggal dunia. Jenazah petugas ATC itu lahir di Abepura pada 24 Oktober 1996 ini telah disemayamkan di rumah kerabatnya di Makassar dan selanjutnya akan dimakamkan Senin (1/10) sesuai permintaan pihak keluarga.

Sementara itu, Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn) Budi Waseso, mengajak semua anggota Gerakan Pramuka untuk memberikan kepedulian terhadap para korban gempa bumi di Palu, Donggala, dan sekitarnya di Sulteng. Selain berdoa, juga membantu secara nyata para korban.

"Selain berdoa dan memberikan simpati kepada para korban gempa, para anggota Gerakan Pramuka dapat pula menggiatkan bumbung kemanusiaan, tabungan yang dikumpulkan oleh para Pramuka untuk membantu masyarakat yang membutuhkan," kata Budi Waseso dalam pernyataan tertulis yang diterima Koran Jakarta, kemarin.

Budi Waseso menjelaskan sebelumnya, para Pramuka juga telah menyalurkan bantuan mereka untuk korban gempa bumi di Lombok.

SM/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top