Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waduh! Kolombia Marah Disebut sebagai Negara Narkotika oleh Daniel Ortega. Dubesnya Ditarik Pulang dari Nikaragua

Foto : ANTARA/Alberto Roque/Pool via Reuters

Presiden Nikaragua Daniel Ortega menghadiri pertemuan dengan perwakilan kelompok ALBA di Istana Revolusi di Havana, Kuba, 14 Desember 2021.

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOTA - Kolombia telah menarik duta besarnya untuk Nikaragua karena komentar-komentar Presiden negara Amerika Tengah ituDaniel Ortega yang menyebut Kolombia sebagai "negara narkotika".

Hal itu disampaikan pemerintah Kolombia padaRabu (23/2), seraya mendesak masyarakat internasional untuk campur tangan.

Kolombia tidak mengakui hasil pemilihan Nikaragua November lalu yang memenangkanOrtega untuk masa jabatan keempat berturut-turut. Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan negara-negara lain di kawasan itu juga telah menyuarakan keprihatinan.

"Kolombia adalah negara narkotika, yang membunuh para pemimpin masyarakat dan para pekerja setiap hari," kata Ortega saat berpidato pada Senin (21/2) untuk memperingati kematian tokoh revolusioner Nikaragua Augusto Cesar Sandino.

Pemerintah Kolombia pada Selasa memerintahkan Duta Besar negara itu Alfredo Rangel untuk menyerahkan surat protes kepada pemerintah Nikaragua dan untuk pulang, kata kementerian luar negeri Kolombia dalam sebuah pernyataan.

"Kolombia justru menjadi korban perdagangan narkoba, kami adalah korban dari bisnis yang tumbuh setiap hari karena permintaan eksponensial dan konsumsi narkoba," kata Menteri Luar Negeri dan Wakil Presiden Kolombia Marta Lucia Ramirez dalam pesan audio yang dibagikan kepada wartawan.

Komentar Ortega adalah upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari situasi hak asasi manusia di Nikaragua, kata Ramirez, dan meminta masyarakat internasional untuk campur tangan mencegah negara Amerika Tengah itu menjadi kediktatoran.

"Ketika tidak ada keadilan independen, ketika tidak ada jaminan bagi orang-orang yang sedang diselidiki, kita sedang menuju kediktatoran dan masyarakat internasional harus campur tangan," katanya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top