Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waduh! Ditinggal Rusia, Stasiun Luar Angkasa ISS Diprediksi Hadapi Mimpi Buruk di Masa Depan

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Sejarawan sains, Jordan Bimm mengatakan bahwa penarikan Rusia dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dapat secara signifikan memperumit operasi stasiun luar angkasa di masa depan.

"Praktiknya, ini bisa menjadi mimpi buruk tergantung pada seberapa keras keinginan Rusia untuk melakukannya untuk NASA dan mitra yang tersisa," kata Bimm kepada USA Today.

ISS terdiri dari dua bagian yang saling berhubungan, satu dijalankan oleh NASA dan yang lainnya oleh Rusia. Susunan panel surya di bagian NASA menghasilkan banyak daya stasiun.

Sementara itu, bagian Rusia menyediakan propulsi untuk mendorong ISS secara berkala ke orbit yang lebih tinggi dan mencegahnya jatuh ke Bumi. Jika Rusia mundur, negara mitra yang tersisa perlu menerapkan beberapa cara propulsi lain untuk menjaga ISS tetap aman di orbit.

"Penarikan itu akan memakan waktu," Pavel Luzin, seorang analis militer dan ruang angkasa Rusia, mengatakan kepada The New York Times.

"Kemungkinan besar, kita perlu menafsirkan ini sebagai penolakan Rusia untuk memperpanjang operasi stasiun hingga 2030," lanjutnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Badan Antariksa Rusia atau Roscosmos, Yuri Borisov menyampaikan bahwa Moskow akan menarik diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Borisov yang baru ditunjuk sebagai kepala Roscosmos itu mengatakan, negaranya berencana untuk meninggalkan ISS setelah tahun 2024 mendatang.

Borisov mengungkapkan, membuat pengumuman tersebut dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Keputusan untuk meninggalkan stasiun (ISS) setelah 2024 telah dibuat," kata Borisov, dikutip dari laman Live Science, Selasa (2/8).

"Saya pikir pada saat ini kami akan mulai menyusun stasiun orbital Rusia," tambahnya.

Pernyataan Borisov itu merujuk pada rencana untuk membangun stasiun luar angkasa eksklusif Rusia yang disebut Stasiun Layanan Orbital Rusia. Adapun wacana tersebut pertama kali diusulkan pada tahun 2021.

Ini bukan pertama kalinya Roscosmos mengisyaratkan niatnya untuk menarik diri dari ISS setelah 2024, sebelumnya pendahulu Borisov, Dmitry Rogozin, membuat klaim serupa pada Juni 2021, lalu April dan Mei 2022. Ini merujuk pada sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia sebagai alasan utama. Terlebih, saat ini sanksi Barat terhadap Rusia telah meningkat setelah invasi negara itu ke Ukraina pada Februari.

NASA mengatakan belum menerima pemberitahuan resmi tentang penarikan Rusia, menurut The New York Times. Meskipun komitmen Rusia saat ini berakhir pada akhir 2024, NASA berharap untuk memperpanjang operasi ISS hingga 2030.

Sebagai informasi, modul pertama ISS diluncurkan pada tahun 1998, dan astronot telah tinggal di sana sejak November 2000. Stasiun ini merupakan upaya bersama antara AS, Rusia, Kanada, Eropa, dan Jepang.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top