Vietnam Lakukan Reklamasi di Kepulauan Spratly

WASHINGTON DC - Sebuah citra satelit komersial terkini menunjukkan bahwa Vietnam sedang melakukan konstruksi dan penimbunan tanah di sebuah pulau di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang dikuasainya.

Citra satelit itu menunjukkan penimbunan tanah terjadi di ujung barat Pulau Namyit yang termasuk dalam rangkaian Kepulauan Spratly.

Vietnam menguasai Pulau Namyit atau Pulau Nam Yet pada 1973. Tentara Vietnam Utara kemudian mengambil alih pulau itu pada 1975 pada akhir Perang Vietnam. Saat ini Pulau Namyit diperebutkan kepemilikannya oleh Tiongkok, Filipina dan Taiwan.

"Citra satelit dari Planet Labs pada 30 Oktober menunjukkan aktivitas pembangunan di Namyit termasuk adanya tongkang dan platform konstruksi yang tidak terlihat sebelumnya pada 29 September," lapor kantor berita RFA pada Rabu (3/11).

Narasumber yang mengetahui rencana pembangunan namun tidak berwenang untuk berbicara di depan umum, mengatakan bahwa Vietnam mungkin sedang membangun dermaga kapal untuk meningkatkan akses ke pulau itu.

Laporan AMTI

Pada saat yang sama dengan Namyit, pekerjaan konstruksi sedang dilakukan di Pearson Reef, fitur lain yang dikuasai Vietnam di Kepulauan Spratly. Gambar yang diambil pada 30 Oktober dan 31 Oktober terlihat pekerjaan pengerukan dilakukan di ujung selatan terumbu karang.

"Saat ini Vietnam memiliki 49 atau 51 pos terdepan di LTS yang tersebar di 27 fitur termasuk sepuluh pulau," ungkap Inisiatif Transparansi Maritim Asia (Asia Maritime Transparency Initiative/AMTI). "Hanyan dua dari 10 pulau yaitu pulau karang Amboyna dan Pulau Namyit, yang terpantau sedang ada pekerjaan reklamasi sampai sekarang," imbuh AMTI.

Namyit adalah pulau karang alami dengan luas total 13 hektare yang merupakan pulau terbesar kelima di antara pulau-pulau yang dikuasai Vietnam di LTS.

Menurut laporan media lokal, di pulau ini pembangunan konstruksi bisa dibilang salah satu yang berkembang karena telah memiliki serangkaian fasilitas sipil baru termasuk kuil Buddha, pusat medis, rumah budaya dan cagar alam yang sedang dibangun. RFA/I-1