Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Varian Baru Virus Korona

Foto : ANTARA/Shutterstock.

Logo Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO).

A   A   A   Pengaturan Font

Varian baru virus korona muncul dan dengan cepat menyebar di Inggris selatan saat negara tersebut dan negara-negara lain di dunia tengah berjuang mencegah penularan pandemi global itu. Inggris sudah melaporkan temuan ini ke Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Walaupun vaksinasi nasional telah dilakukan dengan menggunakan vaksin yang diproduksi oleh Pfizer, kasus Covid-19 di Inggris terus melonjak diikuti jumlah orang yang dirawat inap. Pada Jumat (18/12), kasus positif virus korona di Inggris bertambah 28.507, sedangkan pekan lalu jumlah kasusnya naik 40,9 persen dibanding pekan sebelumnya. Secara total, virus korona di Inggris telah menginfeksi lebih dari 1,98 juta orang.

Hingga 13 Desember, terdapat 1.108 kasus terkait varian baru ini di Inggris. Varian baru virus korona yang diidentifikasi di Inggris ini 70 persen lebih menular daripada yang biasa. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, terpaksa membatalkan rencana pelonggaran pembatasan saat menjelang perayaan Natal. Johnson kembali memberlakukan lockdown korona demi membendung penularan korona varian baru ini.

Beberapa jam usai pengumuman varian baru ini, Belanda melarang penerbangan ke Inggris. Larangan itu berlaku dari pukul 6 pagi pada Minggu (20/12) waktu hingga 1 Januari.

Public Health England mengatakan varian baru virus ini mencakup mutasi pada protein spike (protein s/protein lonjakan). Disebut protein spike karena bentuknya meruncing pada permukaan virus sehingga seperti mahkota. Perubahan bagian pada spike protein menyebabkan virus korona lebih mudah menular. Ini menyebar singkat di antara manusia.

Ada banyak mutasi pada virus korona sejak muncul pada 2019. Saat ini terdapat sekitar 4.000 mutasi pada gen protein spike. Salah satunya adalah D614G, yang sebelumnya terdeteksi di Eropa Barat dan Amerika Utara. Termasuk varian 20A.EU1, yang menyebar di pekerja pertanian Spanyol Juni hingga Juli 2020.

Varian unik juga sempat ditemukan di tubuh jutaan hewan cerpelai di Denmark, yang menyebabkan hewan mamalia ini dimusnahkan massal. Ada 12 kasus varian unik, sebagaimana dilaporkan 5 November. Namun, belum ada bukti bahwa varian yang baru menghasilkan penyakit yang lebih parah.

Pengalaman yang terjadi di Inggris dan sejumlah negara yang memasuki fase kedua dan ketiga penularan Covid-19 tentu akan menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia yang masih belum bisa mengendalikan virus mematikan ini.

Sebaran pandemi ini masih tinggi di Indonesia. Jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 hingga (20/12) bertambah 6.982 orang sejak Sabtu (19/12). Penambahan itu menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 664.930 orang.

Bisa dibayangkan, berapa lama lagi kita akan terbebas dari pandemi ini. Gelombang pertama saja belum usai, belum lagi gelombang kedua dan ketiga yang bisa saja terjadi seperti yang dialami Korea Selatan. Kalau sampai varian baru korona ini ditemukan di Indonesia, tentu akan semakin memperparah dan semakin menyulitkan pemerintah membebaskan negeri ini dari ancamanan virus korona Covid-19. n

Komentar

Komentar
()

Top