Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penularan Penyakit

Varian Baru Covid-19 Melanda Australia

Foto : AFP/MUHAMMAD FAROOQ

Seorang petugas medis mengambil sampel dari seorang pria di pusat tes Covid-19 drive-through di Sydney, Australia, beberapa waktu lalu. Varian baru Covid-19, LB.1, melanda Australia dengan para ahli kesehatan memperingatkan virus tersebut dapat menyebar lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.

A   A   A   Pengaturan Font

ANKARA - Varian baru Covid-19, LB.1, melanda Australia dengan para ahli kesehatan memperingatkan virus tersebut dapat menyebar lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.

Juru Bicara Departemen Kesehatan Australia mengatakan telah ada kasus LB.1 yang terkonfirmasi di Australia, lapor SBS News.

Seperti dikutip dari Antara, para pakar kesehatan memperingatkan varian baru tersebut dapat menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya.

"Meskipun LB.1 hampir pasti lebih mudah menular dibandingkan KP.2, tetapi tampaknya penyakit ini tidak mengungguli KP.3 dan turunannya," sebut lembaga penyiaran itu mengutip Profesor Adrian Esterman, Ketua Biostatistik dan Epidemiologi Universitas South Australia.

Seorang dokter penyakit menular dan ahli mikrobiologi klinis di Universitas Queensland Paul Griffin mengatakan negara tersebut tampaknya mendekati puncak kasus virus korona pada musim dingin ini, namun ia menambahkan sulit untuk mengatakan hal tersebut dapat menyebabkan gelombang baru infeksi.

Gelombang Besar

Esterman mengatakan pihaknya mengalami gelombang besar aktivitas Covid dan itu tampaknya melambat, tetapi saat ini masih cukup banyak.

Sebelumnya disampaikan subvarian baru Corona JN.1 menyebar dengan cepat di Amerika Serikat (AS) dan menyumbang hampir setengah dari kasus baru Covid-19 di negara itu, berdasarkan keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.

Menurut CDC AS, JN.1 saat ini merupakan varian dengan pertumbuhan jumlah kasus paling cepat dan paling dominan di AS. Virus ini menjadi penyebab lebih dari 44 persen kasus penularan baru di seluruh AS, atau naik dari 21,4 persen yang dilaporkan sebelumnya, Senin (25/12).

CDC AS memperkirakan JN.1 paling banyak ditemukan di wilayah timur laut AS termasuk New Jersey dan New York, yang menyumbang hampir 57 persen dari total kasus.

JN.1 terkait erat dengan varian BA.2.86 yang dilacak oleh CDC AS sejak Agustus 2023. Virus ini pertama kali terdeteksi di AS pada September 2023. JN.1 kemungkinan lebih mudah menular dibandingkan dengan varian lain.

"Atau memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghindari sistem kekebalan tubuh dibandingkan dengan varian lain yang merebak," demikian pernyataan CDC AS.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top