Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Global I Vaksin Sinovac dalam Proses Kajian Halal

Vaksinasi Dilakukan Dua Tahap Selama 15 Bulan

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengatakan target vaksinasi di Indonesia akan selesai dalam 15 bulan. Pemerintah akan mulai melakukan vaksinasi Covid-19 tahap pertama pada bulan ini.

"Secara total, kita membutuhkan waktu 15 bulan yang akan dihitung mulai dari Januari 2021 hingga Maret 2022. Jadi, ini adalah waktu 15 bulan pelaksanaan vaksinasi yang akan kita lakukan secara bertahap," ujar juru bicara vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tramidzi, dalam press conference update perkembangan vaksin Covid-19, Minggu (3/1).

Sebelumnya, muncul pemberitaan bahwa Indonesia membutuhkan waktu selama 3,5 tahun untuk menyelesaikan vaksinasi tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Menurut Budi, jumlah waktu tersebut berdasarkan perhitungan pemerintah terhadap jumlah sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity.

"Adapun yang dimaksud Bapak Menteri dalam waktu 3,5 tahun adalah proyeksi penyelesaian vaksinasi untuk seluruh dunia," kata Budi, Sabtu.

Nadia menyebut total populasi yang akan divaksin dalam waktu 15 bulan sebanyak 181,5 juta orang. Vaksinasi ini akan dilakukan di 34 provinsi.

"Program vaksinasi yang akan kita lakukan di 34 provinsi, dengan total polpulasi sebesar 181,5 juta orang," kata Nadia.

Pemberian vaksin ini akan dibagi dengan dua periode. Periode pertama akan berlangsung Januari hingga April, sedangkan periode kedua akan berlangsung April 2021 hingga Maret 2022.

"Akan memprioritaskan terhadap 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik yang ada di 34 provinsi," kata Nadia.

Kandungan Vaksin

Di tempat yang sama, Juru Bicara Vaksin Covid-19 PT Biofarma, Bambang Herianto, mengatakan sebanyak tiga juta dosis vaksin dari Sinovac siap didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia. Saat ini, vaksin Sinovac itu tengah dalam proses kajian kehalalan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).

"Vaksin Covid-19 Sinovac saat ini sedang dalam proses kajian aspek kehalalannya oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia atau LPPOM MUI," kata Bambang.

Bambang menyebut pengkajian aspek kehalalan perlu dilakukan agar mendapatkan fatwa ulama Indonesia serta sertifikasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Bambang pun menjelaskan tentang kandungan dalam vaksin Covid-19 dari Sinovac.

"Satu virus yang sudah dimatikan, karena ini platformnya in-activated. Jadi, virusnya sudah dimatikan atau sudah in-aktivasi. Jadi tidak mengandung sama sekali virus hidup atau yang dilemahkan, ini diketahui termasuk cara yang umum dalam membuatkan vaksin," ujar Bambang.

Kandungan berikutnya adalah aluminium hidroksida yang berfungsi sebagai ajudan untuk meningkatkan kemampuan vaksin tersebut. Lalu, kata dia, ada juga larutan fosfat sebagai penstabil atau biasa yang disebut dengan stabilizer.

"Dan yang terakhir, kandungannya adalah larutan garam natrium klorida atau biasa di dapur ya garam dapur, NaCl, sebagai isotonis untuk memberikan kenyamanan dan penyuntikan. Tapi tentunya garam natrium klorida ini adalah yang memenuhi standar farmaseutikal," jelasnya.

Kementerian Kesehatan mulai mengirimkan vaksin Sinovac, Minggu (3/1). Ini merupakan gelombang pertama pengiriman vaksin Sinovac untuk tahap awal distribusi vaksin ke 34 Provinsi.

"Betul mulai hari ini vaksin akan mulai kami distribusikan ke 34 provinsi," ujar Juru Bicara Bio Farma, Bambang .

n jon/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Yohanes Abimanyu, Antara

Komentar

Komentar
()

Top