Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Vaksinasi Bukan Akhir Pandemi

Foto : ANTARA/FB Anggoro.

Petugas PT Biofarma menurunkan kotak berisi vaksin Covid-19 saat tiba di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Selasa (5/1/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

Beberapa negara sudah melakukan vaksinasi Covid-19 guna menekan laju pandemi yang sudah berlangsung setahun. Inggris tercatat sebagai negara pertama yang melakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin yang dikembangkan Pfizer dan Biontech pada mingggu kedua Desember tahun lalu. Dan Margaret Keenan, nenek berusia 90 tahun, menjadi orang pertama di dunia yang disuntik vaksin.

Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Kanada, Israel, dan Qatar juga sudah melakukan. Menyusul kemudian Arab Saudi, Meksiko, Serbia, Kuwait, Jerman, Tiongkok, Prancis, Italia, dan banyak negara lain di belahan dunia.

Indonesia sendiri telah mendatangkan tiga juta dosis vaksin Sinovac dari Tiongkok. Saat ini vaksin tersebut sedang didistribusikan ke berbagai wilayah. Pemerintah menargetkan vaksinasi akan dimulai pada pekan kedua atau ketiga bulan Januari 2021 karena masih harus menunggu hasil uji klinis yang dilakukan di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Turki dan Brasil hasilnya cukup menggembirakan. Meski belum keluar sepenuhnya, uji klinis di Universitas Padjadjaran hasilnya cukup baik. Jadi, pelaksanaan vaksinasi tinggal menunggu waktu saja. Setelah terdistribusi, tinggal menunggu emergency use of authorization dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM), setelah itu vaksinasi baru bisa dilakukan.

Saat ini, pemerintah terus memvalidasi data sasaran penerima vaksin. Daerah-daerah penerima telah diminta untuk mengecek ulang data tenaga kesehatan mereka yang akan menerima vaksin. Prioritas pertama program vaksinasi nasional adalah tenaga kesehatan.

Banyak yang beranggapan vaksinasi adalah akhir dari semua derita panjang pandemi. Dengan vaksinasi, virus Covid-19 hilang. Padahal tidak seperti itu. Memang vaksin virus korona memberi harapan baru dalam upaya melawan pandemi, namun Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) memperingatkan kepada orang yang sudah menerima vaksin agar tetap berhati-hati karena belum ada bukti bahwa vaksin mana pun akan mampu mencegah infeksi dan mencegah penularan kembali. Dan setelah disuntik tidak sertamerta kebal terhadap covid-19. Paling tidak dibutuhkan waktu satu bulan agar sistem kekebalan bekerja sepenuhnya.

Atas dasar itu, jika nanti vaksinasi sudah dilakukan di Indonesia, orang yang sudah menerima harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Kita harus berasumsi, orang yang sudah divaksinasi juga perlu melakukan tindakan pencegahan yang sama sampai ada tingkat kekebalan kelompok tertentu.

Vaksinasi bukan akhir segalanya. Vaksin bukan jaminan untuk memberantas suatu penyakit menular meskipun telah terbukti memiliki tingkat kemanjuran yang tinggi. Apalagi hingga saat ini para ahli kesehatan masih belum mengetahui berapa kali seseorang harus disuntik vaksin untuk melindungi diri dari Covid-19. Ada yang bilang dua kali suntik, ada juga yang bilang tiga kali suntik. Mungkin berbeda untuk setiap individu.

Baca Juga :
Balap Motor Jalanan

Virus korona masih akan tetap ada kendati vaksinasi sudah dilakukan. Virus korona akan tetap menjadi ancaman, namun ancamannya berkurang jika semua orang sudah menerima vaksin. n

Komentar

Komentar
()

Top