Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Vaksin Sulit Hentikan Infeksi

A   A   A   Pengaturan Font

Vaksin yang baik bukan hanya menghentikan gejala, namun juga infeksi. Lebih dari itu juga harus menghentikan penularan kepada orang lain. Bahkan ketika orang tersebut tidak menunjukkan gejala.

Beberapa vaksin dapat menghentikan penyakit simptomatik. Tetapi yang lain juga menghentikan dari infeksi atau disebut sebagai sterilising immunity. Dengan kekebalan ini virus tidak ada lagi di dalam tubuh karena sistem kekebalan menghentikan virus memasuki sel dan bereplikasi

Peneliti klinis di Viral Immunology and Veterinary Surgeon, University of Cambridge Sarah L Caddy mengatakan, pada kenyataannya, sangat sulit untuk memproduksi vaksin yang dapat menghentikan infeksi virus sama sekali.

"Kebanyakan vaksin yang digunakan secara rutin saat ini tidak mencapai tahap tersebut. Misalnya, vaksin yang menargetkan rotavirus, penyebab umum diare pada bayi, hanya mampu mencegah penyakit menjadi lebih parah," tulisnya pada laman The Conversation.

Vaksin SARS-CoV-2 seperti dari Pfizer dan Moderna terbukti sangat efektif mengurangi penyakit. Meskipun, belum diketahui apakah vaksin dapat memicu sterilising immunity atau mampu menghentikan infeksi. Jawaban ini diharapkan segera tersedia dari uji melalui uji klinis.

Caddy mengatakan, tidak semua yang divaksin akan kebal terhadap penyakit Covid-19 karena kurangnya sterilising immunity. Sederhananya, jika pada tubuh seseorang ditemukan virus setelah vaksinasi, mungkin orang ini telah terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala. Hal ini karena respons imun yang diinduksi vaksin tidak dapat menghentikan replikasi virus sehingga infeksi masih dapat terjadi.

Untuk sterilising immunity jenis antibodi tertentu yang dikenal sebagai "antibodi penawar" diperlukan. Antibodi ini memblokir masuknya virus ke dalam sel dan mencegah replikasi. "Namun, virus yang menginfeksi mungkin harus identik dengan virus vaksin untuk mendapatkan antibodi yang sempurna, agar bisa menghentikan replikasi virus," papar Caddy.

Ia mengatakan orang tanpa gejala biasanya menghasilkan virus pada tingkat yang lebih rendah. Orang yang telah divaksinasi cenderung menghasilkan viral load tidak tinggi sehingga kurang menularkan cukup virus yang menyebabkan penyakit parah. "Orang yang terinfeksi dalam situasi ini akan menularkan lebih sedikit virus ke orang yang rentan berikutnya," ujar dia.

Jadi, meski sterilising immunity atau kemampuan menghentikan infeksi menjadi tujuan akhir dalam rancangan vaksin, sayangnya jarang tercapai. Beruntungnya vaksinasi tetap dapat mengurangi jumlah kasus infeksi. "Dengan mengurangi tingkat penyebaran penyakit pada individu, sama saja mengurangi penyebaran virus melalui populasi. Ini diharapkan dapat mengendalikan pandemi sekarang," kara Caddy. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top