Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Global

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Akan Dicampur untuk Tingkatkan Efektivitas

Foto : AFP

Sinopharm vaccine dan Sinovac vaccine (kanan)

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Dua produsen vaksin virus koron (Covid-19) asal Tiongkok, Sinovac dan Sinopharm tengah mempertimbangkan untuk mencampurkan vaksin produksi mereka.

Vaksin-vaksin korona yang ada saat ini menawarkan perlindungan yang rendah terhadap korona dan mencampurkan vaksin-vaksin itu menjadi salah satu strategi yang dipertimbangkan untuk memperkuat efektivitasnya.

Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok, Gao Fu, menyatakan saat ini tengah dipertimbangkan untuk mengombinasikan vaksin-vaksin mereka dengan vaksin dari perusahaan lain.

Kepala Kerja Sama Internasional untuk Tiongkok, National Biotech Group, Li Meng, menyatakan perusahaannya memiliki rencana di masa depan untuk "penggunaan sequence" terhadap vaksin buatan mereka. China National Biotech Group merupakan anak perusahaan Sinopharm yang milik negara.

Perusahaan ini memproduksi dua vaksin korona yang tidak aktif dan vaksin ketiga yang masih tahap uji klinis.

Sementara Sinovac, yang merupakan perusahaan swasta yang berkantor di Beijing, menyatakan pihaknya sedang dalam tahap diskusi awal dengan otoritas berwenang, termasuk Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok, soal penggabungan dosis vaksin buatan mereka, CoronaVac, dengan produk perusahaan lain.Selanjutnya.

Sementara itu, pakar imunologi pada Duke-NUS Medical School di Singapura, Ashley St John, menjelaskan bahwa imunisasi sequential berarti mencampurkan vaksin-vaksin berbeda dan menjadi strategi yang bisa mendorong angka efikasi.

Vaksin Sinopharm, baik dari Institut Produk Biologi Beijing dan Institut Produk Biologi Wuhan, dinyatakan efektif 79 persen dan 72 persen secara berurutan.

Sinopharm tidak merilis lebih banyak data dari uji klinis tahap akhirnya. Sedangkan vaksin Sinovac, menurut uji klinis di Brasil, memiliki angka efikasi 50,7 persen melawan kasus korona dengan gejala dan lebih kuat melawan penyakit parah.

Praktik mencampur vaksin juga tengah dipertimbangkan oleh negara-negara lainnya. Para ilmuwan Inggris diketahui tengah mempelajari gabungan vaksin AstraZeneca dan Pfizer.

Sementara itu, CanSino yang merupakan produsen vaksin korona lainnya asal Tiongkok, menyatakan pihaknya tengah memeriksa efek suntikan penguat untuk vaksin buatan mereka, yang diberikan enam bulan setelah dosis pertama. Vaksin CanSino yang menggunakan teknologi yang sama dengan AstraZeneca dinyatakan memiliki efikasi 65,3 persen. n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top