
Vaksin 'Booster' Prasekolah Penting bagi Anak
Dokter Spesialis Anak, Melanie Yudiana Iskandar (kiri), saat talkshow di acara Mommy N Me 2024, di Jakarta, Minggu (30/6).
Foto: Koran Jakarta/M.Ma'rufJAKARTA - Dokter Spesialis Anak, Melanie Yudiana Iskandar, mengatakan, usia anak pra sekolah mesti dapat vaksin booster. Anak usia 5-7 tahun yang belum mendapat booster lebih rentan terserang penyakit seperti Haemophilus influenzae tipe B, Hepatitis B, Defitri, Pertusis, Tetanus, dan Polio.
"Supaya ketika nanti bergaul di sekolah sudah siap dengan potensi penyakit-penyakit yang berat. Sudah ada juga sekolah yang menyaratkan sertifikat vaksin," ujar Melanie, saat talkshow di acara Mommy N Me 2024, di Jakarta, Minggu (30/6).
Dia mengatakan, meski anak sudah mendapat vaksin dosis primer saat bayi, tapi kekebalan/imunutas yang dihasilkan tidak dapat bertahan lama. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah merekemondasikan pentingnya dosis booster pra sekolah.
"Pastikan pemberian dosis booster pra-sekolah dengan dosis pediatri sesuai anjuran (high dose DPT, bukan lower dose tdop) yang tepat dan aman," jelasnya.
Vaksin Kombinasi
Melanie menyatakan, vaksin kombinasi untuk beberapa penyakit sekaligus bisa jadi pilihan vaksin bagi anak. Dengan demikian, vaksin kombinasi berpotensi mengurangi jumlah suntikan dan jumlah kunjungan orang tua/pengasuh ke fasilitas kesehatan.
Dia mengatakan, keunggulan vaksin kombinasi dapat cakupan imunisasi. Selain itu, dapat juga mengejar peningkatan cakupan khusus bagi anak-anak yang tertinggal jadwal imunisasinya.
"Vaksin kombinasi mengurangi biaya pengiriman dan penyimpanan vaksin, mengurangi biaya kunjungan vaksinasi pasien, dan menyederhanakan jadwal imunisasi untuk program pengenalan vaksin-vaksin baru," katanya.
Dia mengungkapkan, saat ini memang tidak ada penggolongan vaksin wajib dan tidak wajib bagi anak. Meski demikian, orang tua mesti memastikan anak mendapat vaksinasi selama vaksin di fasilitas kesehatan masih tersedia.
"Semuanya kalau bisa dikerjakan sesuai usianya kalau di faskes itu punya vaksinnya. Meski tidak 100 persen mencegah kematian, tapi mencegah keparahan ketika terserang penyakit," ucapnya. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 4 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 5 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu
Berita Terkini
-
Tahun Ini, Lion Air Layani Angkutan Jamaah Calon Haji
-
Demi Jaga Bekantan, BKSDA Kaltim Garap Areal Konservasi pada 2025
-
Hati-hati! Beredar Nomor Kontak Palsu Atasnamakan Wali Kota Jaksel Munjirin
-
hibank Luncurkan Aplikasi hi by hibank, Solusi Digitalisasi UMKM dalam Satu Genggaman
-
Pertamina Perkuat Infrastruktur Energi di Indonesia Timur