Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis di Myanmar

Utusan PBB Bertekad untuk Temui Suu Kyi

Foto : Flickr/THE IRRAWADDY

Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Noeleen Heyzer

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Noeleen Heyzer, mengatakan dia tidak akan kembali ke negara itu kecuali dirinya diizinkan untuk bertemu dengan mantan pemimpin yang dipenjara Aung San Suu Kyi.

Pernyataan Heyzer itu disampaikan saat ia berbicara pada sebuah seminar virtual di Yusof Ishak Institute for Southeast Asian Studies di Singapura pada awal pekan ini ketika ia membela kunjungan awalnya ke Myanmar di mana ia sempat mengadakan pembicaraan dengan penguasa junta di negara itu.

Heyzer bertemu dengan para pemimpin senior junta militer termasuk dengan pemimpin junta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, di ibu kota Naypyidaw pada Agustus lalu. Kunjungan pertama itu dilakukan Heyzer sembilan bulan setelah pengangkatannya sebagai utusan khusus PBB. Pada saat itu, para kritikus memperingatkan bahwa kunjungannya berisiko memberikan legitimasi kepada junta.

Junta saat itu menolak permintaan Heyzer untuk menemui Suu Kyi, yang telah dijatuhi hukuman lebih dari 20 tahun penjara atas berbagai tuduhan.

"Jika saya mengunjungi Myanmar lagi, itu hanya jika saya dapat bertemu dengan Aung San Suu Kyi," kata Heyzer.

Saat berada di Myanmar, Heyzer juga meminta junta untuk menghentikan aksi kekerasan terhadap warga sipil. "Saya telah berulang kali menyerukan penghentian segera pemboman udara dan jeda kemanusiaan di daerah-daerah yang ditargetkan untuk memungkinkan akses yang efektif dan aman, dan pengiriman bantuan mendesak melalui semua saluran yang ada untuk mengatasi berbagai kebutuhan dan kerentanan kemanusiaan," tegas Heyzer.

Heyzer juga mengatakan dia mengadakan diskusi ekstensif dan teratur dengan oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi, pemerintah bayangan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), serta kelompok-kelompok etnis bersenjata.

Heyzer pun mengatakan dia pergi ke Naypyidaw dan bertemu dengan para pemimpin junta karena penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan di Myanmar dan untuk bertindak sebagai jembatan antara Myanmar dan pemangku kepentingan regional dan komunitas internasional.

Selama kunjungan Heyzer pada Agustus lalu, Min Aung Hlaing mengindikasikan bahwa dia mungkin mengizinkannya untuk bertemu dengan Suu Kyi.

Ketidakpercayaan

Dalam pidatonya kepada lebih dari 200 peserta virtual dan tatap muka, Heyzer mengatakan ada ketidakpercayaan yang mendalam di antara kelompok-kelompok pemangku kepentingan di Myanmar dan bahwa tidak mudah untuk mengadakan dialog dengan mereka.

"Tidak ada solusi yang pasti mengenai krisis di Myanmar dan tidak ada cara mudah untuk menyelesaikannya," kata Heyzer. "PBB dan komunitas internasional memiliki keterbatasan dalam apa yang dapat mereka lakukan, dan ada perbedaan pendapat di antara negara-negara anggota PBB mengenai krisis di Myanmar," imbuh dia.

Dia mengatakan tidak mungkin memaksakan solusi dari luar negeri untuk menyelesaikan krisis, tetapi organisasi regional dan pemerintah internasional harus mendengarkan suara rakyat Myanmar.RFA/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top