Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Utang Kian Menggunung

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah menegaskan bahwa penambahan utang digunakan untuk sumber pembiayaan pembangunan di berbagai bidang yang dapat meningkatkan produktivitas nasional. Artinya, utang merupakan tactical investment untuk program-program yang dibutuhkan, seperti investasi meningkatkan kualitas manusia, investasi infrastruktur untuk meningkatkan mobilitas masyarakat, dan mengembangkan sektor keuangan menjadi makin memiliki ketahanan.

Sebagai informasi, posisi utang pemerintah pusat hingga Juni 2017 sebesar 3.706 triliun rupiah, terdiri dari pinjaman 727 triliun rupiah dan Surat Berharga Negara (SBN) 2.979 triliun rupiah. Penambahan utang periode 2012-2014 mencapai 609,5 triliun rupiah sementara dalam kurun 2015-2017 bertambah hampir 1.166 triliun rupiah. Penambahan utang pada periode 2015-2017 digunakan untuk belanja pemerintah yang lebih agresif terutama untuk infrastruktur, perlindungan sosial, dana alokasi khusus fisik, dan dana desa.

Bagi pemerintah, akumulasi perubahan utang dan penggunaannya itu masih menggambarkan bahwa utang tersebut untuk hal-hal yang sifatnya produktif. Pemerintah kemudian menjelaskan bahwa dalam menyikapi tambahan utang perlu dipikirkan mengenai output atau hasil dari utang tersebut digunakan untuk apa. Sebab, capaian-capaian di sektor infrastruktur sepanjang 2015-2017 telah terbukti bermanfaat, di antaranya jumlah jalan non-tol yang dibangun mencapai 2.528 kilometer (realisasi 2016) dan target 2017 mencapai 2.571 kilometer.

Kemudian, tercatat bahwa terdapat pula sembilan bandar udara baru, 37 bendungan, dan 111 ribu unit rumah untuk masyarakat golongan rendah (realisasi 2016). Jadi, pemerintah memerlukan banyak sekali pengeluaran untuk pembangunan, sementara di sisi lain tetap perlu menjaga belanja supaya efisien. Inilah sebab, pemerintah meyakini akan mengelola utang secara profesional, hati-hati, transparan, dan terukur, seperti melalui manajemen risiko pembiayaan kembali, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar.

Pemerintah juga akan menjaga tingkat utang agar tidak mengancam stabilitas perekonomian dan tidak menjadi beban yang tidak dapat dipenuhi. Dengan rasio utang terhadap PDB di bawah 30 persen, utang akan terus digunakan untuk investasi produktif, membangun infrastruktur, meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pelayanan kesehatan. Pengelolaan utang yang baik tersebut akan mempertimbangkan sisi waktu penarikan utang, komposisi mata uang, jatuh tempo serta pengendalian kas pemerintah.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top