
USAID Ditutup, Menkes Akan Cari Negara Donor Lain
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin
Foto: antara fotoJAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan berusaha mencari negara-negara lain untuk menjadi donor, menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menutup USAID.
"Kemarin kan saya ke Australia, kita juga dapat komitmen men-secure 130 juta dolar Australia. Walaupun dolar Australia sama dolar US beda ya. Tapi setidaknya kan komitmen itu sudah kita dapat. Nanti saya akan berusaha mencari sumber-sumber donor-donor lain juga," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Kamis (6/2).
Dia menyebutkan berdasarkan komunikasi resmi yang diterima pihaknya, bantuan dari USAID ditahan, bukan berarti dihentikan sama sekali.
Bantuan yang diberikan USAID pada Indonesia, kata dia, sebesar sekitar 100 juta dollar AS atau sekitar hampir 1 triliun rupiah. Adapun bantuan itu, katanya, tidak langsung diberikan ke Kemenkes, namun ke pihak-pihak ketiga.
"Nah kekurangan ini yang nanti pasti akan ada dampaknya. Tapi kita juga masih ada negara donor-donor lain," ucap Menkes.
Bagi Indonesia, USAID telah menyalurkan sekitar 153 juta dollar AS pada 2023 untuk berbagai proyek. Proyek-proyek tersebut mencakup dukungan untuk antikorupsi, perubahan iklim, pendidikan, hingga kesehatan.
Salah satu proyek bantuan USAID yakni bantuan dana senilai 882.750 dollar AS (sekitar Rp13,35 miliar) kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendanai kegiatan vaksinasi polio di Indonesia.
Sejak 2023 USAID telah memberikan bantuan dana lebih dari 3,2 juta dollar AS (sekitar Rp48,4 miliar) untuk mendukung penanganan wabah polio di Indonesia dan dua putaran imunisasi nasional.
Sebelumnya Kantor pusat Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) di Washington, Senin (3/2), resmi ditutup setelah kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Elon Musk mengatakan Presiden Donald Trump telah memberi lampu hijau penutupan badan tersebut.
Pada Minggu (2/2) Elon Musk menyebut USAID sebagai "organisasi kriminal" dan menurutnya, "sudah waktunya organisasi itu mati". Hal tersebut menyusul penolakan organisasi itu untuk memberikan akses bagi personel DOGE ke sistem keamanan dan berkas personel, dan terkait informasi rahasia di kantor pusat USAID.
Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Senin, mengonfirmasi bahwa dia kini merupakan penjabat direktur USAID. Rubio mengatakan USAID harus mengikuti arahan kebijakan Departemen Luar Negeri AS dan situasi saat ini tidak diartikan bahwa program-program mereka harus dihentikan.
Dari web https://www.usaid.gov/, per 7 Februari 2025 pukul 23.59 seluruh pegawai langsung USAID akan ditempatkan dalam cuti administratif secara global, kecuali mereka yang menjalankan fungsi kritis.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Sriyono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kerusakan Parah di Hulu Sungai Ciliwung, Sungai Bekasi dan Sungai Cisadane
- 2 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 3 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 4 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 5 Lingkungan Hidup, Pemerintah Bakal Terapkan Sanksi Paksaan di Puncak
Berita Terkini
-
Masyarakat Perlu Waspada, Kebayoran Lama Utara Jadi Kelurahan dengan DBD Tertinggi di Jakarta Selatan
-
OLX Indonesia Raih Penghargaan WOW Brand 2025, Didorong Kepercayaan Konsumen di Sektor Otomotif
-
Gubernur DKI Jakarta Dukung Peluncuran QRIS TAP untuk Transportasi Publik
-
Tips Mempercantik Ruang Tamu Agar Terlihat Estetik di Hari Lebaran
-
Duterte Ditahan ICC karena Menewaskan 6200-an Orang, HNW: Netanyahu Lebih Layak Ditahan ICC