Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyelidikan Virus Korona

Usai Dikarantina, Tim WHO Mulai Selidiki Covid-19 di Wuhan

Foto : HECTOR RETAMAL/AFP

TINGGALKAN HOTEL I Salah satu anggota tim WHO yang akan menyelidiki asal-usul Covid-19 melambaikan tangan saat meninggalkan Jade Hotel usai dikarantina di Wuhan, Hubei, Tiongkok, Kamis (28/1).

A   A   A   Pengaturan Font

WUHAN - Tim dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang menyelidiki asal-usul pandemi Covid-19, akan meninggalkan hotel karantina, Kamis (28/1), untuk memulai kerja lapangan, dua minggu setelah tiba di Kota Wuhan, di Tiongkok, tempat virus muncul pada akhir 2019.

"Agak sedih untuk mengucapkan selamat tinggal pada 'gym' saya & 'kantor' saya di mana saya telah bersembunyi selama dua minggu terakhir!!," cuit anggota tim, Peter Daszak, bersama dengan foto peralatan olahraga dan meja di kamar hotelnya.

"Pindah ke tahap pekerjaan berikutnya sekarang dengan tim misi WHO & mitra dari China," katanya.

Jurnalis di luar hotel karantina tim dijauhkan dari pintu masuk dengan penghalang kuning.

Tim, yang bekerja melalui konferensi video saat berada di karantina, dipimpin oleh Peter Ben Embarek, ahli penyakit hewan yang menyebar ke spesies lain, dan diperkirakan akan tetap di Tiongkok selama dua minggu lagi.

Dilarang Bertemu

Sebelumnya, sekelompok keluarga mendiang korban dan penyintas virus korona di Wuhan mendesak, meminta bertemu tim penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia itu.

Mereka menyatakan ingin menyampaikan pendapat dan pandangan tentang penanganan virus korona di Tiongkok dan upaya pembungkaman terhadap para keluarga korban.

"Saya berharap para ahli WHO tidak diperalat untuk menyebarkan kebohongan," kata salah satu penduduk Tiongkok, Zhang Hai.

"Kami sudah berupaya tanpa lelah menelusuri kebenaran. Ini adalah kejahatan dan saya tidak mau WHO datang ke Tiongkok hanya untuk menutupi kejahatan ini," ujar Zhang.

Zhang, yang lahir di Wuhan, kehilangan sang Ayah pada 1 Februari 2020. Ayah Zhang meninggal akibat tertular virus korona ketika berkunjung ke Wuhan.

Lelaki yang saat ini bermukim di Kota Shenzhen itu kini aktif mengumpulkan dan mengelola kelompok percakapan keluarga korban dan penyintas virus korona. Mereka menuntut pemerintah Tiongkok terbuka dalam penanganan virus korona.

Zhang dan sejumlah kerabat korban meninggal Covid-19 merasa kecewa karena pemerintah setempat pada awalnya sempat meremehkan gelombang wabah di Wuhan, yang akhirnya merebak menjadi pandemi. Mereka juga hendak menggugat pemerintah Kota Wuhan atas penanganan terhadap wabah virus korona.

Akan tetapi, Zhang dan keluarga korban serta para penyintas menghadapi tekanan dari pemerintah Tiongkok. Mereka diminta tidak banyak bicara kepada media massa.

Selain itu, gugatan yang mereka ajukan juga kerap ditolak. Malah, Zhang yang aktif menyuarakan tuntutan supaya Tiongkok terbuka terkait penanganan pandemi dijemput aparat, kemudian diperiksa. n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top