Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bisnis Musiman

Usaha Kue Kering Lebaran Kebanjiran Pesanan

Foto : ANTARA/FATHUR ROCHMAN

INDUSTRI RUMAHAN I Pekerja membuat kue kering di industri rumahan Butter Cookies Pusaka, Kwitang, Jakarta, Senin (13/5).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sejumlah usaha kue kering rumahan yang hanya ada menjelang Lebaran mulai kebanjiran pesanan seiring dengan penambahan permintaan kue untuk menyambut Idul Fitri.

Salah satu pelaku industri kue kering rumahan, Yuli Ciana, di Jakarta, mengatakan sudah mulai produksi kue kering sejak April dan permintaannya pun naik dibandingkan hari-hari biasa.

"Penjualan kue di Bulan Ramadan meningkat 50 persen," kata Yuli di rumah produksi kue kering di kawasan Kwitang Raya, Jakarta, Senin (13/5).

Pada hari biasa, Yuli hanya menghabiskan 100 kilogram tepung terigu, sedangkan di Bulan Ramadan dia menghabiskan 200 kilogram.

Yuli menjual berbagai jenis kue dalam toples maupun kaleng. Menurutnya, kue dalam toples lebih banyak dibeli oleh pelanggan karena lebih mudah jika ingin dibagikan kepada keluarga ataupun tetangga.

Ia mengaku tidak melakukan pemasaran. Pembeli yang datang adalah pelanggan yang sudah mengetahui kue kering produksinya, apalagi tokonya sudah ada sejak tahun 1958.

"Pembeli ada dari toko, tetapi lebih banyak pelanggan yang sudah dari dulu sering beli di sini dan sudah tahu rasanya," ucapnya.

Kue kering produksinya dijual dengan harga mulai dari 40.000 hingga 135.000 rupiah per toples.

Pelaku industri kue kering rumahan lainnya, Hasanuddin, juga sudah sibuk memproduksi kue kering sejak Maret.

Upaya untuk menambah produksi, Hasanuddin memperkerjakan 25 karyawan serta terkadang menambah jam kerja pekerja harian di tempat usahanya.

"Hari biasa mulai jam 10 hingga sore. Tetapi terkadang jika permintaan banyak bisa sampai lembur hingga malam, bahkan dini hari," katanya di rumah produksinya di kawasan Kwitang.

Pada hari biasa, Hasanuddin bisa memproduksi dua kue berbeda masing-masing 23 kaleng, sedangkan jika lembur bisa hingga 36 kaleng.

Sementara itu, jika dibandingkan sepekan pertama bulan Ramadan tahun lalu, Hasanuddin mengatakan terjadi penurunan sekitar 20 persen karena menurutnya Lebaran tahun ini bersamaan dengan tahun ajaran baru.

"Tahun lalu bisa produksi hingga satu ton. Pada satu Ramadan hari pertama saja sudah banyak yang pesan," katanya.

Menurut Hasanuddin, kue kering dijual dengan harga 70.000 hingga 80.000 rupiah per kilogram untuk harga eceran. Sedangkan untuk agen dan distributor, kue dijual lebih rendah yaitu 60.000 rupiah per kilogram untuk menjaga persaingan yang sehat di antara pedagang. pin/Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan, Antara

Komentar

Komentar
()

Top