Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemanasan Global

Upaya Atasi Perubahan Iklim yang Minim Berdampak pada Kesehatan Mental

Foto : AFP/PEDRO PARDO

Dua orang pria berjalan melewati logo sambutan Pertemuan Tahunan Para Juara Baru Forum Ekonomi Dunia (AMNC24) di Dalian, Provinsi Liaoning, Tiongkok, Selasa (25/6).

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Pada tahun 2050, 70 persen remaja dunia akan tinggal di perkotaan. Namun, kehidupan perkotaan menjadi faktor risiko buruknya kesehatan mental di kalangan remaja, karena meningkatnya kesenjangan membuat mereka terpapar pada kesengsaraan seperti kemiskinan dan kekerasan yang berdampak pada kesejahteraan mereka.

Demikian disampaikan para ilmuwan dalam Pertemuan Tahunan Para Juara Baru Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) di Dalian, Tiongkok, Rabu (26/6). Dikutip dari The Straits Times, saat ini, satu dari tujuh remaja di seluruh dunia hidup dengan kondisi kesehatan mental.

Menurut Ketua Departemen Kesehatan Mental di Universitas Johns Hopkins, Pamela Collins, obat yang mujarab untuk mengatasi hal ini terletak pada generasi muda yang memiliki hubungan berkualitas dengan komunitasnya.

"Urbanisasi yang pesat merupakan penyebab kesenjangan, dan kesenjangan yang besar ini membuat masyarakat dihadapkan pada kesengsaraan, mulai dari kemiskinan dan kekerasan. Hal ini tentu saja merusak kesehatan mental dan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Bagaimana percepatan urbanisasi dan perubahan iklim berkontribusi terhadap peningkatan gangguan emosional di kalangan generasi muda dibahas pada sesi panel WEF.

Hasilkan Solusi

Pertemuan ini mengumpulkan lebih dari 1.600 pemimpin dari kalangan bisnis, pemerintah, masyarakat sipil, dan organisasi internasional, untuk menghasilkan wawasan dan solusi yang dapat diterapkan yang dapat memacu dan mempertahankan momentum ekonomi positif secara global. Sesi panel bertajuk Less Tech, More Play, dimoderatori oleh editor The Straits Times, Jaime Ho.

Collins mengatakan dalam studinya tentang menjadikan kota ramah kesehatan mental bagi remaja dan dewasa muda, dia berkonsultasi dengan para ahli tentang bagaimana aspek kehidupan perkotaan dapat dibentuk agar memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan remaja dan masa dewasa.

Mereka menemukan sebuah kota dapat dianggap ramah kesehatan mental bagi remaja hanya jika generasi muda dapat membina hubungan yang berkualitas dengan komunitasnya.

"Oleh karena itu, kota perlu membekali generasi muda dengan keterampilan, peluang, dan tempat yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial yang sehat," kata Collins.

Dia menambahkan transformasi kota untuk mendukung kesehatan mental remaja sejalan dengan tujuan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

"Prinsip-prinsip kota berkelanjutan adalah jenis prinsip yang sama yang mendukung kesehatan mental secara umum. Ini berarti tidak meninggalkan seorang pun, mengakhiri kemiskinan, memastikan hak dan kesempatan yang sama, dan memastikan orang-orang memiliki akses terhadap pendidikan, ketahanan pangan, dan perumahan," kata Collins.

"Prinsip-prinsip ini termasuk beradaptasi terhadap perubahan iklim," tambahnya.

Sentimennya juga diamini oleh Emma Lawrance, yang mengatakan kesehatan mental remaja bergantung pada koneksi dalam konteks sosial dan lingkungan mereka.

"Konteks lingkungan inilah yang saya rasa hilang dari diskusi seputar apa yang mengganggu generasi muda. Di dunia manakah mereka mewarisi dan tumbuh?"

Peneliti inovasi kesehatan mental di Institut Inovasi Kesehatan Global di Imperial College London, Lawrance, mengatakan selain ketahanan psikologis dan hubungan yang sehat, kaum muda juga membutuhkan jaminan bahwa pemimpin mereka tidak mengabaikan perubahan iklim.

Apa yang saya temukan saat berbicara dengan banyak anak muda di seluruh dunia adalah masa depan mereka tampaknya semakin buruk dan tidak lebih baik, semakin tidak stabil dan semakin tidak menentu. Hal ini mengacaukan semua hal yang menurut mereka dibutuhkan untuk berkembang.

Dia mengatakan akibat dari tidak adanya tindakan terhadap perubahan iklim adalah kesehatan mental generasi muda yang akan mewarisi tantangan terbesar yang pernah dihadapi umat manusia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top