Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Upacara Dies Natalis ke-59 UNY

Foto : Istimewa

Dies Natalis ke-59 UNY

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Pembangunan yang membawa modernisasi dan industrialisasi, menimbulkan pertumbuhan sosial, ekonomi dan budaya yang teramat cepat, namun dengan akselerasi yang berbeda-beda, yang seringkali tidak menjamin keadilan dan pemerataan di berbagai bidang, termasuk pendidikan.

Dalam kaitan itu, situasi keterbukaan yang semakin luas, memberikan peluang untuk suatu dialog budaya secara luas, yang kondusif bagi pengembangan model pendidikan berwawasan kebudayaan. Dengan harapan, dapat memperkuat posisi bargaining kelompok masyarakat yang lemah dalam ketidak-seimbangan itu.

Untuk mengantisipasi tantangan serba baru itu, maka sistem pendidikan nasionalpun sebagai bagian pembangunan di bidang kebudayaan yang juga terus berkembang perlu dikaji kembali dan diuji ulang, diinterpretasikan secara baru, diisi roh baru, sejalan dengan arah dan dinamika pendidikan serta perkembangan masyarakat, yang dalarn era revolusi industri 4.0 dimana individu mempunyai kekebasan menemukan medianya yang borderless.

Demikian disampaikan Sultan Hamengku Buwono X yang dibacakan GKR Mangkubumi dalam upacara Dies Natalis ke-59 UNY, di Auditorium, Senin (22/5).

Menurut siaran persnya, diungkapkan bahwa menyikapi perubahan ini diperlukan rekayasa sosial-budaya dalam jangka panjang, secara berencana dan hati-hati. "Dalam hal ini perguruan tinggi adalah taman-persemaian benih-benih kebudayaan bagi suatu bangsa. Usaha pembentuk kebudayaan bangsa itu mengutamakan Azas Tri-Kon, yakni Kontinuitas, Konvergensi, dan Konsentrisitas," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top