Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

UN IGME: Jutaan Anak Meninggal Sebelum Menginjak Usia 5 Tahun

Foto : Finanial Express

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation (UN IGME) memproyeksi sebanyak 5 juta anak telah meninggal sebelum memasuki usia lima tahun. Mirisnya, jutaan kematian itu terjadi hanya dalam kurun waktu satu tahun sepanjang 2021.

Badan dunia yang mengurusi data kematian anak di seluruh dunia itu juga melaporkan sebanyak 2,1 juta anak dan remaja lainnya berusia antara 5-24 tahun kehilangan nyawa mereka pada tahun 2021. Dalam laporan terpisah yang dirilis pada Selasa (10/1), Badan yang dipimpin UNICEF, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bank Dunia, dan Divisi Kependudukan PBB itu juga mencatat 1,9 juta kematian bayi akibat lahir mati selama periode yang sama. WHO sendiri mengartikan lahir mati sebagai kondisi di mana bayi yang dilahirkan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan saat persalinan atau ketika dilahirkan

"Setiap hari, terlalu banyak orang tua yang menghadapi trauma kehilangan anak-anak mereka, kadang-kadang bahkan sebelum mereka menghembuskan nafas pertama," kata Vidhya Ganesh, Direktur Divisi Analisis, Perencanaan, dan Pemantauan Data UNICEF, seperti dilansir dari laman resmi WHO.

UN IGME mencatat sebagian besar kematian anak terjadi dalam lima tahun kehidupan pertama mereka. Sementara setengah kematian terjadi dalam bulan pertama kehidupan. Umumnya, kematian bayi tak lama setelah mereka dilahirkan yang disebabkan kelahiran prematur dan komplikasi selama persalinan.

Lebih dari 40 persen kasus kematian bayi pasca kelahiran bahkan terjadi selama persalinan. Sedangkan pada kasus kematian bayi yang bertahan hidup melewati 28 hari pertama atau neonatal, umumnya disebabkan penyakit menular seperti pneumonia, diare, dan malaria.

Dapat Dicegah

Tragisnya, banyak dari kematian ini yang sebenarnya dapat dicegah dengan akses yang adil dan perawatan kesehatan ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja yang berkualitas tinggi. Kematian bayi selama persalinan misalnya, sebagian besar dapat dicegah ketika perempuan memiliki akses ke perawatan berkualitas selama kehamilan dan kelahiran.

"Tragedi yang meluas dan dapat dicegah seperti itu tidak boleh diterima sebagai hal yang tak terhindarkan. Kemajuan dimungkinkan dengan kemauan politik yang lebih kuat dan investasi yang ditargetkan dalam akses yang adil ke perawatan kesehatan primer untuk setiap wanita dan anak," sambung Ganesh.

Meskipun Covid-19 tidak secara langsung meningkatkan kematian anak-anak, pandemi ini disebut UN IGME mungkin meningkatkan risiko kelangsungan hidup mereka di masa depan. Secara khusus, laporan tersebut menyoroti kekhawatiran seputar gangguan pada kampanye vaksinasi, layanan nutrisi, dan akses ke perawatan kesehatan primer, yang dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak selama bertahun-tahun mendatang. Selain itu, pandemi telah memicu kemunduran terbesar dalam vaksinasi dalam tiga dekade terakhir. Hal ini tentu menempatkan bayi baru lahir dan anak-anak yang paling rentan pada risiko kematian yang lebih besar akibat penyakit yang dapat dicegah.

Laporan UN IGME juga mencatat kesenjangan dalam data, yang secara kritis dapat merusak kebijakan dan program yang dirancang untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kesejahteraan anak. Atas dasar itu, UN IGME mendorong semua pemangku kebijakan di setiap negara untuk menginvestasikan anggaran belanja masing-masing untuk memaksimalkan perawatan dan fasilitas kesehatan demi menekan angka kematian dan meningkatkan kesejahteraan anak.

Jika tindakan cepat tidak dilakukan untuk meningkatkan layanan kesehatan, UN IGME memprediksi hampir 59 juta anak dan remaja akan meninggal sebelum tahun 2030, dan hampir 16 juta bayi akan meninggal akibat lahir mati.

"Kami membutuhkan kemauan politik dan kepemimpinan untuk pembiayaan berkelanjutan untuk perawatan kesehatan primer yang merupakan salah satu investasi terbaik yang dapat dilakukan oleh negara dan mitra pembangunan," ujar Juan Pablo Uribe, Direktur Global untuk Kesehatan, Gizi dan Kependudukan, Bank Dunia.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top