Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sarana Edukasi Masyarakat

UMY Hidupkan Tradisi Layar Tancap

Foto : ISTIMEWA

Fajar Junaedi.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Budaya menonton bareng layar tancap di tengah pemukiman warga dinilai bisa menjadi sarana edukasi masyarakat yang efektif dan efisien. Layar tancap yang pada masa jayanya menjadi sarana jualan jamu jago bisa ditiru oleh kampus sebagai upaya mendekatkan diri dengan masyarakat.

"Melalui layar tancap, hasil karya kampus bisa diekshibisi di luar lingkungan kampus. Misal di prodi kedokteran yang memiliki Program Belajar Kesehatan Masyarakat, film dapat menjadi media yang ampuh dalam memberikan penjelasan kepada warga yang menjadi targetnya. Di Desa, nobar (nonton bareng) di lapangan masih mendorong antusiasme warga," kata Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Fajar Junaedi, di Yogyakarta, Rabu (20/2).

Ia menyebutkan, baru-baru ini yakni pada 9-13 Februari, UMY meluncurkan program Mobil Bioskop Keliling (Bioling). Bioling digunakan dalam rangkaian milad UMY ke-38, untuk memberikan tontonan rakyat kepada masyarakat yang ada di salah satu desa di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo.

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Budi Dwi Arifianto, menambahkan, program ini dilakukan dengan tujuan memberikan hiburan sekaligus dapat mengedukasi masyarakat. "Film yang kami putar di tengah masyarakat berasal dari Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbang Film Kemndikbud). Terdapat dua film yang diputar, yaitu Iqra' dan Boven Digoel," ujarnya.

Ia menjelaskan, film Iqra' bercerita tentang anak kecil yang memiliki impian menjadi astronaut yang diselipi dengan nilai-nilai agama. Sementara film Boven Digoel bercerita tentang kehidupan seorang dokter yang bertugas di pedalaman Papua dan berusaha memberikan pembaruan di bidang medis di Papua.

Budi juga menuturkan bahwa pemutaran film di tengah-tengah masyarakat kembali menghidupkan budaya nonton bareng menggunakan layar tancap yang dulu kerap dilakukan oleh masyarakat Tanah Air.

Antusiasme penduduk sekitar juga sangat terasa ketika film itu diputar, sedikitnya terdapat kurang lebih 200 warga yang datang untuk menyaksikan hiburan murah itu. Selain itu, pemilihan film yang dipertontonkan kepada masyarakat juga disesuaikan dengan kultur dan kondisi masyarakat setempat. Dengan acara ini, masyarakat bisa medapatkan pembelajaran moral, budaya, dan nilai-nilai penting lainnya.YK/E-3

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top