Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sinergi Usaha

UMKM Perlu Terintegrasi dengan Industri Nasional

Foto : ISTIMEWA

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah berharap sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat tumbuh dan terintegrasi dengan industri nasional. Integrasi tersebut diharapkan membantu UMKM memperluas pasar sehingga dapat naik kelas.

"UMKM di kita banyak dalam bentuk usaha mandiri, memproduksi produk-produk yang end product, final product. Ke depan, dan di sini sudah ada (yang) mulai, bagaimana produk UMKM itu menjadi bagian dari supply chain (rantai pasokan, red.) industri nasional, industri global," kata Menteri Koperasi, Usaha dan Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki saat kunjungan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu (22/8).

Dia mengungkapkan, UMKM di Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan dapat tumbuh besar serta ekspornya juga besar, sedangkan UMKM dari Indonesia baru 14 persen. Hal itu disebabkan UMKM di sana terhubung atau menjadi bagian dari rantai pasokan industri nasional.

"Misalnya di sini (Purbalingga, red.) sudah ada pabrik knalpot. Knalpot itu kan produksi komponen untuk industri automotif. Kita memang enggak usah, mungkin bikin satu mobil karena itu butuh teknologi, modal ini, keahlian yang banyak. Tapi kalau kita bisa memroduksi satu knalpot, bisa menyuplai industri automotif dunia, kan besar juga, kita harus mulai dengan itu," kata Teten menegaskan.

Menteri menginginkan UMKM bukan hanya tetap sebagai ekonomi subsistem atau ekonomi rumah tangga, tapi harus tumbuh dan terintegrasi dengan industri nasional.

"Karena itu, di Undang- Undang Cipta Kerja, kemitraan usaha besar dan usaha kecil sedang kami dorong. Ada insentifnya dan sebagainya, supaya yang besar dan yang kecil enggak tubrukan. Memang dalam skala market, misalnya dalam skala yang sempit, UMKM yang memroduksi kacang misalnya," kata Teten.

Komoditas Ekspor

Sementara itu Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menjelaskan berbagai potensi yang dimiliki Kabupaten Purbalingga, bahkan beberapa di antaranya telah diekspor ke berbagai negara.

Dia mencontohkan komoditas pertanian unggulan berupa buncis "Kenya" telah diekspor ke Singapura serta gula kelapa yang diekspor ke Yunani dan beberapa negara di Eropa lainnya maupun Amerika Serikat.

"Kita juga memberdayakan kopi di Gunung Malang yang sebagian besar sudah diserap oleh Starbucks yang terkenal di dunia termasuk di Indonesia," katanya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top